BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Bahasa arab
adalah bahasa paling mulia dan tertua yang masih digunakan sampai saat ini.
Bahasa yang digunakan oleh para nabi dan kelak akan digunakan oleh penghuni
surga. Belajar bahasa arab sangatlah penting, terutama bagi seorang muslim
karena kitab suci Al qur’an dan hadist nabi yang menjadi rujukan bagi setiap
muslim dalam menjalankan ibadah -bahkan kehidupan sehari-hari menggunakan
bahasa arab. Inilah alasan utama untuk pertanyaan mengapa bahasa ini tetap
hidup lebih dari ratusan tahun sementara bahasa yang lain tidak? adalah bahasa
arab merupakan bahasa Al-qur’an, inilah yang menjaga bahasa arab menjadi bahasa
utama hingga lebih dari 1400 tahun peradaban islam. Bahkan ada ulama yang mewajibkan
belajar bahasa arab bagi seorang muslim.
Imam Syafi’i
berkata: “Manusia tidak menjadi bodoh dan selalu berselisih paham kecuali
lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep
Aristoteles”(Siyaru A’lamin Nubala : 10/74.). dari perkataan Imam Syafi’i
mengindikasi bahwasannya kita harus lebih mengutamakan belajar bahasa arab
walau tanpa menafikkan bahasa yang lain, karena bahasa arab adalah sebagian
dari agama Islam seperti yang dikatakan sayyidina Umar.
Dewasa ini
para generasi muda agaknya kurang berminat dan kurang menguasai bahasa arab itu
sendiri sebagai akibat maraknya bahasa-bahasa lain yang notabenenya tidak lebih
indah dari bahasa arab.
Maka dari
itu kami menyusun makalah Pembelajaran Ashwat Arabiyah & Strategi Pembelajaran
Mufradat ini guna membantu para pengajar agar lebih bisa kreatif dalam
membawakan materi bahasa arab juga agar lebih mudah untuk diterima para siswa.
Rumusan
Masalah
- Apa itu strategi pembelajaran Ashwat Arabiyah ?
- Bagaimana strategi pembelajaran Ashwat Arabiyah?
- Apa itu strategi pembelajaran mufradat?
- Bagaimana strategi pembelajaran mufradat?
- Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran Ashwat Arabiyah
- Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran Ashwat Arabiyah
- Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran mufradat
- Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran mufradat.
BAB II
PEMBAHASAN
- STRATEGI PEMBELAJARAN ASHWAT ARABIYAH
Pengertian
Ashwat Arabiyah
Dalam bahasa
arab kata ashwat berasal dari kata shoutun yang artinya suara yaitu bagaimana
seseorang mengucapkan bunyi suara dalam bahasa arab dengan baik dan benar. Pada
permulaan belajar bahasa arab siswa akan sering berucap bahkan tidak jarang
berteriak untuk melafadzkan huruf, kata, kalimat dalam bahasa arab. Tujuan dari
cara tersebut agar siswa dapat mengucapakan bahasa arab sesuai dengan aturan
bahasa arab yang ditetapkan.
- Pembelajaran ashwat pada tigkat dasar
Sekitar umur
7 tahun atau pada masa awal-awal sekolah dasar, seorang anak masih merasa
kesulitan dalam melafadzkan bunyi bahasa asing. Oleh karena itu padamasa ini
siswa harus diberi dasar yang kuat dalam pelafadzan dengan teknik dan strategi
yang sesuai.
Dalam hal
ini siswa belum mempunyai ilmu dalam kebahasaan, maka pembelajaran bunyi bahasa
arab (ashwat arabiyah) yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Mengunakan metode alphabetik (الأبجدية)
Dalam metode
ini, mengenalkan nama-nama huruf dan otografi (bentuk tulisannya) merupakan
awal dari pengajaran baca tulis. Selanjutnya dikenalkan bunyi huruf konsonan
(huruf mati) setelah digabungkan dengan huruf vokal sehingga membentuk sebuah
fonem, misalnya [b-u bu-d-i di]. Karena huruf arab semuanya konsonan, maka
dalam bahasa arab diciptakan tanda vocal berupa syakal yang diletakan di atas
adan di bawah huruf. Maka pada tahap pengenalan bunyi disajikan
huruf-huruf yang bertanda vocal, misalnya sebagai berikut :
اَ اِ اُ – بَ بِ بُ – تَ تِ تُ – ثَ ثِ ثُ – جَ جِ جُ
اَ تُ – اِ بُ – بِ تَ – بِ بِ – اِ تَ – تِ بَ
كَ تَ بَ – عَ لِ مَ – كَ رُ مَ – جَ لَ سَ – سَ لَ مَ –
بَ رُ دَ
Kemudian
dilanjutkan dengan latihan-latihan membentuk kata menjadi kalimat.
- Metode bunyi( الصوتية )
Dalam metode
ini pembelajaran dimulai langsung pada bunyi. Dalam hal ini ada dua cara yang
lazim digunakan, yaitu cara sintesis (merangkai) dan cara analitis (mengupas).
- Metode sintesi (الصوتية التركيبية)
Metode ini
dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf, kemudian dirangkai menjadi kata.
Sebagai contoh :
نَ – بَ – تَ نَ بَ تَ نَبَتَ
- Metode analisis (الصوتية التحليلية )
Dimulai
dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi-bunyi huruf. Atau dimulai dengan
kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata, dan dikupas lagi menjadi
huruf-huruf. Contoh :
نَظَرَ نَ ظَ رَ نَ – ظَ – رَ
Metode
analisis ini biasanya dimulai dengan pengenalan kata yang telah dikenal oleh
siswa, atau untuk bahasa asing dengna bantua gambar.
- Metode analisis-sintes( التحليلية التركيبية)
Merupakan
gabungan kedua metode, misalnya dalam bentuk seperti berikut:
سَلِمَ سَ-لِ-مَ
سَ لِ مَ سَ لِ مَ
سَ-لِ-مَ سَلِمَ
سَ لِ مَ سَ لِ مَ
سَلِمَ سَ-لِ-مَ
Yang pertama
dari global lalu dikupas menjadi bagian-bagian kemudian kembali ke global lagi.
Yang kedua dari bagian-bagian lalu digabung menjadi satu kesatuan, kemudian
kembali ke bagian-bagian lagi.[1]
Pada masa
anak-anak, mereka cenderung suka bermain dan mendengarkan lagu, sedangkan lagu
itu sendiri dapat membantu kognitif anak. Maka dari itu, pembelajaran ashwat
‘arobiyyah dapat dilakukan dengan mendengarkan sebuah lagu ataupun permainan
yang berisikan materi bahasa arab. Seperti contoh anak-anak diputarkan lagu
tentang makharijul huruf arab, kemudian mereka disuruh menirukan. Dalam waktu
singkat anak-anak akan cepat menghafalkan teks sebuah lagu tersebut, dan mereka
lebih sering mendengarkan nutq asli, sehingga akan membiasakan mereka untuk
meniru pelafalannya.[2]
- Pembelajaran ashwat pada tingkat menengah
Metode
sintesis dan analisis merupakan metode yang dilakukan pada tingkatan menengah
ini. Dalam tingkatan menengah ini siswa seharusnya telah memiliki beberapa
kosakata atau mufrodat, maka dari itu pembelajaran ashwat arobiyyah harus
diintegrasikan dengan pengetahuan siswa tentang mufrodat. Misalnya dengan
menggunakan:
- Metode sintesis ( الصوتية التركيبية)
Metode ini
dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf kemudian dirangkai menjadi kata. Sebagai
contoh:
نَ-بَ-تَ نَ-بَ-تَ = نَبَتَ
- Metode analisis (الصوتية التحليلية)
Metode ini
dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi-bunyi huruf atau dimulai
dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata, dan dikupas lagi menjadi
huruf-huruf. Contoh:
قَلَمٌ = قَ لَ مٌ
Kedua teknik
tersebut mengintegrasikan antara ashwat dan mufrodat, sehingga siswa dapat
menambah mufrodat dan juga melafalkannya dengan baik dan benar, sehingga
menciptakan kefashihan dan kelancaran dalam kalam sehari-hari.
Dalam
tingkatan ini, siawa telah memilki beberapa pengetahuan tentang bahasa arab,
maka dalam pembelajaran ashwat arabiyah lebih diintegrasikan pada mufrodat.
Misalnya dengan latihan menyimak, contoh guru melafalkan:
واللهُ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
واللهُ سَمِيعٌ بَسِيرٌrespon A :
واللهُ سَمِيءٌ بَصِيرٌrespon B :
Atau dengan
latihan mendengarkan atau menirukan, walaupun latihan-latihan menyimak bertjuan
melatih pendengaran, tapi dalam praktek selalu diikuti dengan latihan
pengucapan dan pemahaman. Dalam tahap permulaan, siswa dilatih untuk
mendengarkan dan menirukan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru, ketika
memperkenalkan kata-kata atau pola kalimat yang baru, atau dalam waktu yang
sengaja dikhususkan untuk layihan menyimak. Latihan menirukan ini, difokuskan
pada bunyi-bunyi bahasa arab yang asing bagi siswa, juga pada pengucapan vokal
panjang dan pendek, bertasydid dan tidak bertasydid, yang tidak dikenal dalam
bahasa indonesia.
- Pembelajaran ashwat pada tingkat lanjut
Pada tingkat
ini, seharusnya mulai diajarkan huruf yang sulit pelafalannya, sehingga
kemampuan siswa melafalkan semua jenis huruf akan tercapai. Cara yang cukup
efektif dalam mengajarkan bunyi bahasa arab yang sulit kepada siswa adalah
dengan mencontohkan pelafalan setiap bunyi yang kemudian diikuti oleh siswa.
Selain dalam bentuk bunyi tunggal, contoh pelafalan tersebut sebaiknya
diberikan dalam bentuk kata bermakna di mana huruf yang dicontohkan berada di
awal, di tengah dan di akhir kata. Contoh:
ص-ص-ص
صياد – مصير- رصاص
Teknik lain
yang efektif untuk mencontohkan pelafalan bunyi bahasa arab adalah dengan
penggunaan pasangan minimal, yaitu dua kata yang berbeda maknanya karena
perbedaan satu huruf saja, apakah di awal, di tengah, atau di akhir.
Latihan
membedakan bunyi bahasa arab dengan pasangan minimal dapat dilakukan dengan
cara guru melafalkan pasangan minimal dengan jelas, sementara siswa menyimak
dan memerhatikan gerak bibir dan mulut guru mereka supaya terlihat dengan jelas
perbedaan kedua kata tersebut. Contoh pasangan minimal yang dapat membantu guru
menggunakan teknik ini adalah:
مسحوب- مصحوب /أهمل – أحمل / فاه – فاح
Teknik ini
tentunya akan semakin mempertajam lisan siswa dalam melafalkan dan membedakan
huruf-huruf yang berdekatan makhrajnya.
Pada tingkat
ini siswa sudah memiliki pengetahuan tentang kebahasaan, makharijul huruf
arobiyyah, dan pengidentifikasian bunyi suara melalui beberapa mufrodat,
selanjutnya seorang pelajar setidaknya bisa menganalisis bunyi-bunyi bahasa
arab dari beberapa kalimat atau sebuah teks, seorang pelajar dapat membedakan
dan menganalisis beberapa bunyi-bunyi bahasa arab yang hampir sama, seorang
pelajar dapat membunyikan bentuk tunggal atau jamak. Oleh karena itu, guru
harus memberikan drillpada siswa dalam pelafalan bunyi-bunyi arab, seperti
dalam membedakan 3 atau 2 huruf yang hampir sama, kemudian dirangkai dalam
kalimat, contoh: ص، س، شkemudian disusun dalam
sebuah kata :
ص=صالح، صدر
س= سرير، سكن
ش=شوق، شرفف
Beberapa
contoh tes bunyi bahasa arab yang dapat dilakukan untuk mengukur kemampuan
mengenal dan membedakan bunyi bahasa arab adalah sebagai berikut:
- Membaca dengan suara nyaring
Siswa
diminta untuk melafalakan kalimat atau paragraf yang sudah ditentuka guru
dengan suara yang jelas atau nyaring. Seperti contoh: guru menyuruh siswa;
bacalah ayat al-qur’an dengan suara jelas!
- Membedakan bunyi bahasa arab yang mirip
Siswa dapat
memperhatikan kata-kata yang diucapakan oleh guru ataupun kata-kata yang
diperdengarkan melalui rekaman, kemudian siswa melafalkan satu atau dua kalimat
yang sering kali diulang pelafalannya, atau memebedakan dua kalimat yang
memiliki kemiripan bunyi, misal :
اسم-اثم/ سكر-شكر
Contoh:
siswa diminta untuk melafalkan huruf berikut:
ص
|
س
|
ط
|
ت
|
ع
|
ا
|
صبح
|
سبح
|
طاب
|
تاب
|
عليم
|
اليم
|
صور
|
سور
|
طلاق
|
تلاق
|
عتت
|
أتت
|
صالح
|
سالح
|
طل
|
تل
|
عرضها
|
أرضها
|
صديد
|
سديد
|
طاء
|
تاء
|
عسير
|
أسير
|
صدا
|
سدا
|
طامة
|
تامة
|
عتوا
|
أتوا
|
- Melafalkan tsunaiyyah sughro/ mini al pair.
Yaitu dua
ujaran yang salah satu unsur hurufnya berbeda, dua unsur huruf yang lain
sama kecuali dalam satu bunyi saja, seperti:
أمل – عمل قلب – كلب
Ketiga kata
tersebut memilki dua kesamaan huruf dan hanya ada satu huruf yang berbeda,
huruf yang beda ini disebut dengan fonem. Siswa diminta untuk melafalkan
beberapa kata yang memilki fonem, seperti:
كدر-قدر/ كلم-قلم / مشرق-مشرك
- Siswa diminta untuk melafalkan kata-kata tertentu dengan jelas, tujuannya untuk mengukur kemampuan siswa dalam melafalkan huruf-huruf tertentu yang terletak di awal, tengah, atau akhir[3], contoh:
سَأَلَ قَابَلَ رَافَقَ
- STRATEGI PEMBELAJARAN MUFRODAT
- PENGERTIAN MUFRODAT
Kosakata
atau dalam bahasa arab disebut mufrodat, dalam bahasa inggrisnya vocabulary
adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau
entitas lain yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kekayaan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelegensia
atau tingkat pendidikanya. Kosakata merupakan satu dari tiga unsure bahasa yang
sangat penting dikuasai, kosakata ini digunakan dalam bahasa lisan maupun
bahasa tulis, dan merupakan salah satu alat untuk mengembangkan kemampuan
berbahasa arab seseorang.
Menurut
Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Kata adalah
bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Peran kosakata dalam menguasai
empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan, sebagaimana yang dinyatakan vallet
bahwa kemampuan seseorang untuk memahami empat kemahiran berbahasa sangat
bergantung pada penguasaan kosakata yang dimiliki. Meskipun demikian
pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari kosakata.
- TUJUAN PEMBELAJARAN MUFRODAT
- Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui bahan bacaan maupun fahm al-masmu’.
- Melatih siswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.
- Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufrodat itu dalam berekspresi lisan maupun tulisan sesuai dengan konteksnya yang benar[4].
- STRATEGI PEMBELAJARAN MUFRODAT
Metode
pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragam dan pemanfaatanya disesuaikan dengan
kebutuhan.
Dalam
pembelajaran mufrodat ada baiknya dimulai dengan kosakata dasar yang tidak
mudah berubah, misalnya istilah kekerabatan, anggota tubuh, kata ganti, kata
kerja pokok serta beberapa kosakata lain yang mudah untuk dipelajari.
Dibawah ini
ada beberapa strategi pembelajaran mufrodat menurut tingkatanya.
a).
Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Dasar ( Mubtadi’ )
Strategi
pembelajaran mufrodat pada tingkat dasar ini pengajar dapat menggunakan
beberapa strategi, antara lain :
- Menggunakan nyanyian/lagu dalam pembelajaran bahasa arab. Cara ini dapat menghilangkan kejenuhan belajar, dan dapat memberikan kesenangan kepada pembelajar dapat meningkatkan penguasan mufrodat atau menambah perbendaharaan mufrodat.
- Menunjukan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya atau benda aslinya, contoh : pengajar menunjukan pensil kepada siswa pada saat belajar menyebutkan kalimat
- Meminta siswa membaca berulang kali, pengajar bisa minta siswa membaca kosakata baru yang didapatkan dari sebuah teks berulang kali, sehingga diharapkan dia dapat menemukan artinya setelah merangkai dengan kata yang lain dalam teks yang dibacanya.
- Mendengarkan dan menirukan bacaan, dan mengulang-ngulang bacaan serta menulisnya sampai siswa benar-benar paham dan menguasainya.
Penggunaan
lagu dalam pembelajaran mufrodat ini bertujuan untuk memotivasi siswa melakukan
kegiatan pembelajaran secara lebih baik yang dapat membantu memepermudah
peningkatan kecerdasan dan daya pikir kritis secara kreatif siswa, sedangkan
kegiatan penulisan mufrodat ini berhasil meningkatkan ketrampilan menulis siswa
dan memberikan kesempatan untuk memeperoleh pemahaman mengenai mufrodat yang
disajikan, adapun kegiatan menirukan bacaan bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam berbicara, dan kegiatan merespon mufrodat yang diucapkan
dapat mengembangkan segi afektif dalam berkomunikasi dan memeberikan kesempatan
untuk menyimak secara baik.
b).
Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Menengah (Mutawassid)
Strategi
pembelajaran kosakata (al-mufrod!t) pada tingkat menengah ini pengajar dapat
menggunakan beberapa strategi, antara lain:
- Menggunakan peragaan tubuh.
Guru dapat
menunjukkan makna kosakata yang hendak diajarkan dengan memperagakan, seperti
pengajar memperagakan orang yang sedang makan, untuk menjelaskan kata akala
yang mempunyai arti makan.
- Menulis kata-kata
Penguasaan
siswa terhadap kosakata akan sangat terbantu bilamana ia diminta menulis
kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat
karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.
- Dengan bermain peran
Seperti
pengajar memainkan orang sakit yang memegangi perut dan dokter memeriksanya.
Bentuk bermain peran ini biasanya dilaksanakan dengan bermain drama (masrahiyyah).
- Memberikan padanan kata (sinonim)
Guru dapat
memberikan kata yang mempunyai makna sama, tetapi menggunakan kosakata
yang berbeda, seperti waktu pengajar tersebut menyebutkan kata qo’ada (قعد) pengajar dapat menyebut sinonimnya yaitu jalasa
(جلس) .
- Memberi lawan kata (antonim)
Guru dapat
memberikan kata yang maknanya berlawanan dengan kosakata yang hendak diajarkan,
seperti pengajar dapat menjelaskan kata thawil (طويل) dengan menyebutkan lawan katanya yaitu qashir (قصير).
- Memberikan asosiasi makna
Guru dapat
menjelaskan kata madrasah dengan memberikan asosiasi dengan menyebutkan
kata-kata seperti: thalib, mudarris, saburroh, dan lain-lai, sehingga
pikiran siswa akan tertuju pada suatu pengertian yaitu sekolah. Contoh;
المدرس
الطالب، المدرس، السبورة….
الفواكه
العنب، البرتقال، التفاح…
الفلاح
المزرعة، البقر، الحشيش
- Guru menyebutkan akar kata dan derivasinya (kata yang mengalami perubahan).
Guru dapat
menjelaskan kata maktab dengan menggunakan akar katanya beserta
derivasinya, seperti: kataba, yaktubu, kitabah dan seterusnya. Hal ini
bisa membantu siswa memahami kosakata sesuai dengan perubahan kalimatnya.
c).
Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Lanjut
(Mutaqoddim)
Strategi
pembelajaran kosakata (al-mufrod!t) pada tingkat lanjut ini pengajar dapat
menggunaka beberapa strateg, antara lain:
- Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
- Mencari makna kata dalam kamus. Ketika mengajarkan kosa kata baru, pengajar dapat meminta siswa langsung mencari maknanya melalui kamus.
- Mengacak mufrodat agar menjadi susunan kata yang benar.
- Meletakkan kata dalam kalimat.
- Memilih contoh mufrodat yang baik untuk siswa, jangan sampai mengajarkan mufrodat yang kurang mendidik apalagi profokatif seperti : رفس، قتل، ضرب
- Menyusun kalimat yang benardari beberapa mufradat yang telah disediakan.
- Memberikan harakat pada kata.
- Menerjemahkan kosakata kedalam bahasa ibu, cara ini merupakan jalan terakhir, ketika seluruh cara digunakan tidak mampu meberi pemahaman terhadap siswa. Guru tidak dianjurkan untuk terburu-buru menggunkan cara ini, karena cara ini berdampak negatif pada perkembangan kebahasaan siswa, seperti malas membuka kamus, berasosiasi dan sebagainya.[5]
Strategi
Mengajarkan Mufrodat
Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan oleh pengajar dalam mengajarkan mufrodat, yaitu:
- Dengan menampilkan bendanya atau contoh yang ditunjukkan oleh makna kata.
Yaitu
pengajar memegang bendanya langsung, misalnya pengajar mengajarkan tentang
warna, yang dalam hal ini buku yang berwarna biru. Maka pengajar memegang buku
warna biru dan mengangkatnya serta menunjukkan siswa dan berkata هذاكتاب أزرق (buku
ini berwarna biru). Jika seorang pelajar ternyata salah megangkat buku,
misalnya yang diangkat adalah warna merah, berarti dia telah mengajarkan hal
yang salah. Apabila buku yang berwarna biru tidak dijumpai, maka sang pengajar
bisa membawa atau menggunakan cara lain misalnya dengan kertas yang berwarna
biru.
- Dengan peragaan tubuh
Seorang
pengajar mempraktikkan gerak daripada kosakata yang diberikan, misalnya رفس-يرفس yang berarti menendang, maka
pengajar mempraktikkannya dengan menendang bola dan lain sebagainya.
- Dengan bermain peran
Seorang
pengajar ikut andil bermain bersama para siswa didalam pembelajaran tersebut,
misalnya untuk kata مريض pengajar bisa
memberi conoh dengan pura-pura perutnya sakit dan memegang perutnya.
- Dengan menyebut lawan katanya
Misalkan كبير maka
lawannya صغير
- Dengan menyebut sinonimnya
Misalnya بيت maka sinonimya adalah منزل atau مسكن
- Dengan menyebutkan kelompok katanya, seperti عائلة pengajar bisa menyebut kata berikutnya seperti زوج، أسرة، أولاد
- Dengan menyebutkan kata dasar dan kata bentuknya. Misalnya مدرسة yang asal dasarnya adalah درس-يدرس
- Dengan menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
Hal ini
biasanya terjadi ketika seorang pengajar ingin menerangkan tentang kata baru,
seperti kata سائل . maka biasanya seorang pengajar meletakkan kata tersebut dalam
satu kalimat atau susunan, seperti الماء سائل . tentu saja arti kata tersebut
menjadi lebih jelas bagi para siswa setelah diletakkan dalam sebuah kalimat.
Selanjutnya untuk meyakinkan bahwa para siswa telah paham dengan kata tersebut,
maka pengajar bertanya pada salah satu siswa tentang arti dari pada kata سائل ,
jika siswa tersebut belum paham juga, berarti kalimat yang menjadi contoh
tersebut belum jelas dan mengena bagi para siswa, hal ini mungkin karena
sebagian mereka akan menafsirkan bahwa kata سائل mengandung
arti penting, panas, jernih, banyak, sedikit dan lain sebagainya.oleh karena
itu dalam penggunaan contoh kalimat haruslah terang, jelas, praktis serta
mengena langsung apa yang dibahas. Contohnya, untuk menjelaskan makna daripada
kata سائل tersebut bisa
menggunakan kalimat الحديد صلب والهواء غاز ولكن
الماء سائل (besi itu keras,
udara itu adalah gas dan air itu mengalir). Susunan demikian lebih baik dan
lebih mengena. Jadi tidak harus susunan itu terdiri hanya dari satu kalimat
saja, akan tetapi terkadang terdiri dari beberapa kalimat.
- Dengan mengulang-ulang bacaan
- Dengan mencari makna di kamus
Terakadang
terdapat pengajar cerdas dan rajin, ia menganjurkan pada muridnya untuk
berlatih mencari kosakata dengan menggunakan kamus, akan tetapi muri mengalami
kesukaran karena kurang nya pemahaman mengajarkan kata dalam kamus. Maka cara
yang paling bermanfaat dalam melatih siswa untuk menggunakan kamus adalah
dengan memberi mereka daftar kata-kata kemudian meminta mereka mengajarkannya
sesuai dengan urutan huruf laludisusun dari yang mudah sampai yang paling
sulit.
- Dengan menerjemahkan kedalam bahasa siswa
- Penggunaan bahasa pengantar
Seorang
pengajar didalam menjelaskan arti kata yang berbahasa arab yaitu dengan cara
memberikan kata-kata baru berbahasa arab kemudian menerangkannya dengan bahasa
pengantar, misalnya bahasa inggris. Setelah itu pengajar meminta kepada siswa
untuk mengulang-ulang kata-kata berbahasa arab tersebut beserta artinya dengan
bahasa inggris secara bersama-sama.
Terdapat
banyak perbedaan diantara kalangan ahli bahasa mengenai penggunaan bahasa
perantara ketika mengajarkan bahasa arab bagi non-arab. Akan tetapi mereka
tidak melarang pemakaian bahasa perantara tersebut selama memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
- Bahasa perantara yang dipakai harus dapat dipahami oleh seluruh siswa sehingga dapat memberikan manfaat yang sama bagi siswa.
- Di dalam menerangkan kata yang susah agar jangan selalu menggunakan bahasa perantara
- Para siswa tidak mengulang-ulang kata yang ada dengan bahasa pengantar.
- Kepada para pengajar bahasa agar menggunakan bahasa pengantar hanya pada batas paling bawah atau pada saat yang benar-benar memerlukan penggunaanya.
- Agar jangan sampai pengajaran bahasa arab yang sebenarnya berubah atau dialihkan ke bahasa pengantar.
- Dengan Mengajarkan Kata. Yaitu misalnya seorang pengajar akan mengajarkan nama-nama musim dalam setahun , maka ia akan mengajarkan sebagai berikut: الربيع، الخريف، الشتاء، الصيف (musim semi, musim gugur, musim panas, musim dingin). Apabila kumpulan kata tersebut berurutan berdasarkan waktu atau tempat, maka dalam pengajaran harus berurutan juga.. hal yang bias dilakukan adalah dengan mengajarannya seperti berikut: الشتاء، الربيع، الصيف، الخريف (musim dingin, musim semi, musim panas, musim gugur). Dengan kata lain, dalam pelajarannya harus berurutan berdasarkan pada kejadian yang ada sebenarnya.
- a) Dengan mengajarkan kata, akan memudahkan dalam memperjelas arti dari tiap kata, karena letak kata dalam kumpulan tersebut adalah bagian dari artinya.
- b) Pengajaran kata ini memudahkan para siswa dalam mnghafal kumpulan kalimat yang ada.
Hal ini
dapat juga diterapkan sperti pada saat kita akan mngjarkan nama-nama hari dalam
seminggu atau nama-nama bulan dalam satu tahun.
- mendengarkan serta menirukan.
Biasanya
seorang pengajar mengajarkan kosa kata baru. Pengajar mengucapkan kosa kata
tersbut kemudian siswa menirukannya setelah pengajar selesai mengucapkan.
Misalnya pengajar mengucapkan الناظرة kemudian
siswa menirukan.
Jika
kata-kata yang diajarkan berjumlah banyak, maka pengeajar bisa mengajarkannya
satu prsatu kemudian di tirukan oleh siswa.
- dengan meletakkan kata dalam kalimat
Kadang
seorang pngajar menerangkan arti dari pada kosa kata baru setelah selsai
menulis di papan tulis satu persatu. Guru tidak menaruh kata tersebut dalam
kalimat, akan tetapi cukup dngan mnerangkan artinya saja.
Hal ini
tidak benar, karena semua kata yang diajarkan untuk para pemula kebanyakan
adalah kata-kata baru. Dan mengajarkan kata-kata baru harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut: mengajarkan pengucapannya, mengajarkan artinya,
mengajarkan penulisannya, mengajarkan bacaannya dan mengajarkan penggunaannya
dalam kalimat
- mngajar dengan kalimat.
Kadang kita
jumpai seorang pengajar menulis kata-kata yang banyak di papan tulis dalam
bentuk daftar. Kemudian ia mengucapkannya dan menjelaskan artinya secara
bersama-sama, lalu mnggunakan tiap kata tersebut dalam sebuah kalimat sempurna.
Guru yang seperti ini menggunakan modelnya sendiri yang tidak dibenarkan dalam
stratgi pembelajaran mufradat yaitu mnulis kata-kata trsebut, menucapkannya,
menjelaskannya dan memberikan contoh dalam kalimat tapi dalam satu waktu
sekaligus.
Strategi
yang digunakan salah karena yang benar adalah ia harus menulis sebuah kata di
papan tulis, jika mmungkinkan ia mengucapkannya seblum mnulisnya. Kemudian
memberikan artinya dengan cara yang sesuai dan menggunakannya dalam kalimat,
kemudian siswa berlatih untuk mnggunakannya, stelah itu baru berpindah ke
kalimat yang selanjutnya. Dengan kata lain, pengajarn kosakata yaitu dengan
kata per kata bukan langsung diajarkan secara bersamaan sekaligus.
- kata turunan/ serupa
Misalnya
seorang pngajar mengajarkan dua kata yang mngandung kalimat lainnya. Yaitu
kalimat هذا dan ذلك
akan tetapi bingung dalam pnggunaannya. Kemudian ia yakin bahwa kata هذا digunakan pada jarak yang trbatas
sedangkan kata ذلك juga digunakan dalam
batas yang trbatas yang lebih besar daripada هذا
. kemudian ia berkata هذا الولد kemudian ia
membenarkannya dan berkata ذلك الولد
.
Sesungguhnya
dua kata هذا danذلك
yang lainnya adala isim al-isyarah , yaitu kata turunan yang tidak
menunjukkan jarak dengan batasan meter. Terkadang kita melihat sesuatu yang
dekat kemudian kita berkataهذا misalnya هذا البستان meskipun itu jauhnya seribu meter
dan kadang kita melihat sesuatu yang jauh lalu kita berkata misalnya meskipun
jauhnya hanya dua meter. Kata turunan/serupa itu ditentukan oleh orang yang
berbicara berdasarkan pada tempatnya. Yang demikian itu juga terdapat pada
banyak kata lainnya sepertiقصير-طويل, صغير-كبير
dan lain sebagainya.
- Dengan isyarat yang halus
Sebenarnya
isyarat terhadap sesuatu yang ada di kelas adalah salah satu perantara untuk
menjelaskan kata-kata yang menjadi tujuannya. Akan tetapi jika isyarat itu
tidak jelas maka akan menimbulkan kesalahpahaman pada diri siswa. Misalnya
seorang peengajar mengajarkan kata رأس
dngan menunjukkan jarinya ke arah kepala kemudian ia berkataهذا رأس, ketika pengajar mau menkankan pemahaman siswa tentang رأسmaka ia akan menjumpai sbagian dari mereka
memahaminya itu adalahشعر atau غطاءالرأس , maka di sini benar-benar jelas, karna
hal-hal yang sudah jelas bagi pengajar belum tentu jelas bagi siswa.
- Dengan memilih contoh kata yang baik
Dalam
memberikan contoh kata-kata baru, seorang pengajar harus mmperhatikan makna
kata trsebut bagi siswa, apakah kata-kata itu baik atau akan mendatangkan efek
yang buruk bagi anak didiknya. Misalnya seorang pengajar ingin mengajarkan kata
صعبة lalu ia meletakkanya dalam kalimat اللغة العربية صعبة kemudian ia meminta pada siswa untuk
menirukannya dan mengulang-ulangnya, maka hal trsebut akan mempengaruhi siswa
dalam proses belajar bahasa Arab,mereka akan berpikiran bahwa belajar bahasa
Arab itu memang sulit.
Seorang
pengajar harus mnghindari hal-hal seperti ini. Hal ini bisa dilakukan dengan
mngganti dengan kalimat lainnya yang lebih memberi semangat.
- dengan menyusun kalimat
Terkadang seorang
guru mengajar pada kelas pemula yang pemahaman bahasa Arabnya masih kurang
baik, sehingga para siswa setelah diajari kata-kata baru langsung disuruh untuk
menaruhnya dalam sebuah kalimat mereka tidak mampu. Disini seorang pengajar
dituntut bisa memecahkan masalah yang ada yaitu dengan memberikan contoh-contoh
kalimat yang lebih mudah dipahami oleh siswa, karena bisa saja kalimat yang
diberikan oleh pengajar tersebut lebih mudah dapat dipahami daripada siswa
membuat kalimat sendiri.
Misalnya
pengajar memberikan kata الشاي kemudian ia menyuruh
siswanya meletakkannya dalam sebuah kalimat, disini pengajar bisa menggantinya
dengan memberikan pertanyaan baru seperti هل تشرب
الشاي في الصباح kemudian siswa menjawab نعم,
أشرب الشاي في الصباح
- dengan tidak menuliskan maknanya
Yang di
maksud di sini adalah seorang pengajar memberikan kosakata bahasa Arab kemudian
menulisnya di papan tulis dalam bentuk daftar, kemudian menyuruh siswa untuk
menyalin tulisan tersebut di buku cataatan mereka . lalu pengajar menerangkan
makna dari pada kata trsebut tanpa menulisnya di papan. Setelah selesai
semuanya kemudian pengajar mencoba untuk menanyakan kembali pada siswa tentang
apa yang sudah diterangkan, akan tetapi kebanyakan siswa akan lupa dengan apa
yang telah diberikan. Hal yang semacam ini dapat ditanggulangi dengan cara:
- Pengajar menuliskan di papan tulis dengan kata persamaan (sinonimnya) kata-kata tersbut dengan bahasa Arab.
- Menuliskan lawan kata
- Kadang-kadang juga bisa dngan menuliskan bahasa pengantar sperti bahasa Inggris
- Dngan menggambar sederhana untuk memberi kata yang dimaksud
- dengan mengucapkan kata
Di dalam
pengajaran kosakata, harus mencakup di dalamnya latihan siswa untuk mengucapkan
kata tersebut setelah pengajar mengucapkannya. Jika waktunya sempit dan tidak
memungkinkan bagi siswa untuk mengucapkannya satu persatu maka diucapkan secara
brsama-sama. Atau jika dikarenakan tekanan waktu maka pengajar bisa meletakkan
kata tersbut dalam sebuah kalimat lalu para siswa mengucapkan kalimat tersbut
dan mngulang-ulangnya secara bersama-sama.
- Dengan memberikan makna kata
Di dalam
memeberikan makna, seorang pengajar menggunakan model susunan sebagai perantara
dalam menjelaskan arti kata. Misalnya pengajar menjelaskan arti dari kata فندق yang bahasa inggrisnya hotel dimana kata
ini sudah masyhur dan dikenal di banyak Negara.
- Dengan mengajarkan kata terlebih dhaulu
Yaitu
pengajar meminta ke[ada siswa untuk membaca suatu bacaan dengan tidak
dikeraskan suaranya (shamitah), setelah selesai membaca, pengajar memberikan kata-kata
baru dari bacaan tersebut kepada siswa.
- Dengan mengartikan terlebih dahulu sebelum latihan
Seorang
pengajar mengucapkan kata-kata baru kemudian menyuruh siswa untuk mengulangnya
satu persatu, lalu menjelaskan maknanya.
- Dengan memberikan harokat pada kata
Sering
dijumpai seorang pengajar memberikan kata-kata baru dan ditulis di papan tulis
tanpa memberinya harokat, kemudian menyuruh siswa untuk menyalinya ke dalam
buku catatan mereka, padahal sebagaimana diketahui bahwa kata-kata tanpa
harokat adalah kata yang kurang penulisanya. Hal ini karena tidak dapat
diketahui apakah itu berharokat fathah, dlommah atau kasroh. Yang demikian juga
akan mempersulit proses belajar bahasa arab bagi para siswa dari kelas pemula.
Oleh karena itu alangkah baiknya jika seorang pengajar menulis kata-kata baru
tersebut lengkap dengan harokatnya yang sempurna.
- Dengan permainan (Game)
Permainan
ini bisa dengan menggunakan kartu, CD, teka-teki/tebakan dan juga bisa dengan
permainan dengan menggunakan alat teknologi yang lainya, permainan dengan
teknologi modern ini sangat bervariasi dan cenderung menarik minat siswa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam bahasa
arab kata ashwat berasal dari kata shoutun yang artinya suara yaitu bagaimana
seseorang mengucapkan bunyi suara dalam bahasa arab dengan baik dan benar. Pada
permulaan belajar bahasa arab siswa akan sering berucap bahkan tidak jarang
berteriak untuk melafadzkan huruf, kata, kalimat dalam bahasa arab. Tujuan dari
cara tersebut agar siswa dapat mengucapakan bahasa arab sesuai dengan aturan
bahasa arab yang ditetapkan.
Kosakata
atau dalam bahasa arab disebut mufrodat, dalam bahasa inggrisnya vocabulary
adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau
entitas lain yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.
Menurut
Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Kata adalah
bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Peran kosakata dalam menguasai
empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan, sebagaimana yang dinyatakan vallet
bahwa kemampuan seseorang untuk memahami empat kemahiran berbahasa sangat
bergantung pada penguasaan kosakata yang dimiliki. Meskipun demikian
pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari kosakata.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustofa,
syaiful. 2011. Strategi pembelajaran bahasa arab inovatif. UIN-Maliki
Press
0 Response to "MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB"
Post a Comment