MAKALAH ASPEK PENDIDIKAN DALAM ISLAM

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pendidikan adalah sebagai pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dalam generasi generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian. dan pengajaran itu sendiri bisa melalui bimbingan orang lain atau otodidak.

Pada dasarnya Islam sendiri menjujung tinggi pendidikan.dan syaret sendiri menekan dalam surat Al - ‘Alaq dan dibahas empat bagian pendidkan yangdi isyratkan Allah di dalam surat itu, yaitu aspek pendidikan tauhid, pendidikan akal, pendidkan ahlak dan pendidan jasmani

 

B.     Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1.      Apakah pengertian pendidikan ?

2.      Bagaimanakah  tugas dan fungsi pendidikan Islam ?

3.      Apakah dasar dan tujuan pendidkan Islam ?

4.      Bagaimanakah aspek-aspek pendidikan Islam ?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Pendidikan

Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmania juga harus berlangsung secara bertahap.[1] Oleh karena kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan melalui proses demi proses kearah tujuan akhir dari perkembangan tersebut.

Beberapa ahli pendidikan barat yang memberikan arti pendidikan adalah :[2]

1.      Mortimer J. Adle mengartikan : Pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperolah) yang dapat mempengaruhi pembiasaan, disempurnakan dengan pembiasaan–pembiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik untuk mencapai tujuan.

2.      Herman H. Horne berpendapat : Pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dan berinteraksi dengan alam sekitar, dengan sesama manusia.

3.      William Mc Gucken, SJ. Seorang tokoh pendidikan katolik berpendapat, bahwa pendidikan diartikan oleh ahli scholastic, sebagai suatu perkembangan dan kelengkapan dari kemapuan manusia baik moral, intelektual, maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individu atau social untuk mencapai tujuan akhir.

Bila definisi yang telah disebut diatas dikaitkan dengan pendidikan Islam,akan kita ketahui bahwa pendidikan Islam lebih menekankan pada keseimbangan dan keserasian perkembangn hidup manusia.

Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al- Syaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam hidup pribadinya atau hidup kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan.[3]

 

B.     Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam

Pada hakikatnya, pendidikan adalah proses yang berlangsung secara kontiniu dan berkesinambuangan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang perlu di emban oleh Pendidikan Islam pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis mulai dari kandungan hingga akhir hayat.

Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal. Secara structural, pendidikan Islam menuntut adanya struktur organisasi yang mengatur jalannya proses pendidikan, baik dalam dimensi vertical maupun horizontal. Sementara secara institusional, ia mengandung implikasi bahwa proses pendidikan yang berjalan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti perkembangan zaman yang terus berkembang.[4]

Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk, yaitu:[5]

1.      Alat untuk memelihara, memperluas, dan menghubungkan tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial,serata ide-ide masyarakat dan nasional.

2.      Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan. Pada garis besarnya, upaya ini dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan skill yang dimiliki, serta melatih tenaga manusia (peserta didik) yang produktif dalam menemukan perimbangan perubahan sosialekonomi yang demikian dinamis.

 

C.     Dasar Dan Tujuan Pendidikan Islam

Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini akan memeberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan hadist (Sunnah Rasulullah).

Dalam pendidikan Islam, Sunah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu:[6]

1.      Menjelaskan system pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat didalamnya.

2.      Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasullullah bersama sahabat.

Secara lebih luas, dasar pendidikan Islam menurut Sa’Id Ismail Ali sebagaimana dikutip langgulung terdiri dari 6 macam, yaitu: Al-Qur’an, Sunnah, Qaul Al-Shahabat, Masail Al Mursalah’urf dan pemikiran hasil ijtihad intelektual Islam.[7]

Dalam perumusan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:[8]

1.      Tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertikal maupun horizontal.

2.      Sifat-sifat dasar manusia.

3.      Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.

4.      Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.

Dalam aspek ini,ada 3 macam dimensi ideal Islam, yaitu:[9]

1.      Mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di bumi.

2.      Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.

3.      Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.

 

D.    Aspek-Aspek Pendidikan Islam

Aspek pendidikan Islam ada 3 macam yaitu aspek ibadah, aspek aqidah dan aspek akhlak;[10]

a.       Aspek Aqidah

Dalam dunia pendidikan aspek aqidah sering disebut dengan aspek kognitif. Cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti berarti mengetahui. Muhaimin mendefinisikan kata aqidah dalam bukunya (Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2004. 305-306), Kata “aqidah” berasal dari bahasa Arab, yang berarti: “ma ‘uqida ‘alaihi wa al-dlamir”, yakni sesuatu yang ditetapkan atau yang diyakini oleh hati dan perasaan (hati nurani); dan berarti “ma tadayyana bihi al-insan wa i’taqadahu”, yakni sesuatu yang dipegangi dan diyakini (kebenarannya) oleh manusia. Dengan demikian secara etimologis, aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat di hati manusia.

Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah memperoleh, penataan dan penggunaan pengetahuan. Disebutkan pula, ranah psikologi siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, pada perspektif psikologi, kognitif adalah sumber sekaligus sumber ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa) atau upaya pengembangan fungsi ranah kognitif sendiri melainkan juga dalam ranah afektif dan psikomotor. Jadi dapat disimpulkan bahwa aspek aqidah sangat penting karena aspek aqidah sangat mempengaruhi aspek ibadah (afektif) dan aspek akhlak (psikomotor).

 

b.      Aspek Akhlak

Dalam dunia pendidikan aspek akhlak sering disebut aspek afektif. Kata “akhlak” (bahasa arab) merupakan bentuk jamak dari kata “khuluq” yang berarti tabiat, budi pekerti,kebiasaan. Jadi bila kita berbicara tentang afektif, maka kita berbicara tentang sikap dan nilai siswa. Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah afektif. Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah afektif. Peningkatan kecakapan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap. Dampak positif lainnya inilah dimilikinya sikap mental keagamaan ysng lebih tegas dan lugas sesuai dengan tuntunan ajaran agama yang telah diilhami dan diyakini secara mendalam.[11]

c.       Aspek Ibadah

Dalam dunia pendidikan aspek ibadah sering disebut dengan aspek psikomotorik. Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka.

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotorik. Seseorang yang berubah tigkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula perilakunya. Pembelajaran PAI justru harus dikembangkan kea rah proses internalisasi nilai (afektif) yang dibarengi dengan aspek kognitif sehingga timbul dorongan yang sangat kuat untuk mengamalkan dan mentaati pelajaran dan nilai-nilai dasar agama yang telah terinternalisasikan dalam diri peserta didik (psikomotori).[12]

Dari pernyataan tersebut dapat dismpulkan bahwa keberhasilan guru dalam mendidik peserta didik dapat dilihat dari aspek psikomotor yaitu bias atau tidakkah peserta didik itu mengaplikasikan mata pelajaran yang diberikan oleh guru kedalam tingkah laku ehidupan sehari-hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmania juga harus berlangsung secara bertahap.

Pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam hidup pribadinya atau hidup kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan.

Pada hakikatnya, pendidikan adalah proses yang berlangsung secara kontiniu dan berkesinambuangan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang perlu di emban oleh Pendidikan Islam pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja.

Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan hadist (Sunnah Rasulullah).

Aspek pendidikan Islam ada 3 macam yaitu:

1.   Aspek Aqidah Dalam dunia pendidikan aspek aqidah sering disebut dengan aspek kognitif, Dengan demikian secara etimologis, aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat di hati manusia.

2.   Aspek akhlak Dalam dunia pendidikan sering disebut aspek afektif. yaitu keyakinan agama, kesadaran moral dan tanggung jawab sosial

3.   Aspek Ibadah dalam dunia pendidikan aspek ibadah sering disebut dengan aspek psikomotorik. Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Uhbiyantin, Nur. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam. Ciputat: Logos.

Drajat, Zakiah, dkk. 2004. Ilmu Pendidikan Islam.  Jakarta: Bumi Aksara.

Uhbiyanti, Nur. 1988. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

 

 



[1] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyantin, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 45

[2] Ibid, hal. 65

[3] Ibid, hal. 70

[4] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, (Ciputat: Logos, 1999), hal. 87

[5] Ibid, hal. 89

[6] Zakiah Drajat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 99

[7] Ibid, hal. 103

[8] Ibid, hal. 105

[9] Ibid, hal. 109

[10] Nur Uhbiyanti, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,1988), hal. 76

[11] Ibid, hal. 82

[12] Ibid, hal. 94

0 Response to "MAKALAH ASPEK PENDIDIKAN DALAM ISLAM"

Post a Comment