EFEKTIFITAS METODE ACHIEVEMENT GROUPING

Efektifitas Metode Achievment Grouping Sebagai Upaya Memudahakan Pengajaran Ilmu Alat

Laporan Penelitin
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian.

















Abstrak
Susahnya guru mengajarkn ilmu alat sebagai ilmu yang tua kepada murid memberikan murid gampang bosan dalam pembelajaran, padahal seperti yang kita tahu, ilmu alat ini adalah ilmu yang penting sebagai dasar seseorang dalam memahami sebuah teks arab. Dengan adanya. Penelitian ini bertujuan untuk ingin mengetahui keefektifitasan dari metode achievement grouping dalam sebuah pengajaran yang akan menguji peran metode ini dalam memberikan hasil yang sesuai harapan pendidik dan tidak melenceng dari tujuan pendidikan dan sebagai upaya memudahkan pengajaran ilmu alat.
Penelitian bersifat kuantitatif, dengan mengambil latar pondok pesantren maslakhul huda lil mubtadiin.penelitian ini menggunakan metode survey dan Pengambilan data melalui quisoner pada staff pengajar di pondok pesantren maslakhul huda lil mubtadiin.
 Melalui data yang telah di analisis, menggunakan metode achievement grouping memberikan hasil yang memuaskan dan memudahkan guru untuk memberikan pengarahan yang seimbang sesuia dengan kemampuan dari masing-masing peserta didik dalam pengajaran ilmu alat. Memberikan ruang lebih besar kepada anak untuk bertanya dan mayoritas murid berpartisipasi aktif dalam kerja kelompok.










Kata Pengantar
Segala puji kami haturkan kepada Sang Pencipta alam seisinya atas segala nikmat dan karunia penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Efektifitas Metode Achievment Grouping Dalam Pengajaran Ilmu Alat Di Pesantren Maslakul Huda Lil Mubtadiin Tahun 2015”. Penelitian ini diajukan untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah metodologi penelitian.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya atas segala dukungan dari beberapa pihak- pihak selama proses studi dan selama proses penyusunal peneliian ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
·         Bapak Khabibi Muhammad Luthfi, M.hum selaku dosen mata kuliah metodologi penelitian yang telah memeberikan banyak wawasan yang luas kepada penulis tentang duni penelitian.
·         Kawan-kawan program studi pendidikan bahasa arab tahun angkatan 2013 yang telah memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis.
Serta semua pihak yng yang telah membantu penyusunan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, saran dan kritik yang sangat membangun sangat penulis harapkn untuk perbaikan di masa mendatang.






Pati, 30  Juni 2015



Penulis            




Daftar isi






















BAB I
PENDAHULUAN
·         Latar belakang
Dewasa ini, perkembangan zaman berkembang dengan pesat. teknologi dan informasi seolah menjadi kebutuhan yang primer pada banyak kalangan masyarakat nasional dan internasional. Kecenderungan ini memberi pengaruh terhadap banyak negara yang tidak mau ketinggalan ikut serta menjadi negara adidaya untuk menguasai dunia. Tak terkecuali di Idonesia.
Peran para pemuda sangat penting bagi kemajuan suatu wilayah. Sebagai generasi muda, pemuda menjadi ujung tombak bagi masa depan negara Indonesia. Dimana kontribusi positif dan aktif dari para generasi muda ini menjadi penentu kemajuan negara Indonesia kedepannya. Untuk mendukung semua itu dibutuhkan peningkatan kemampuan di segala bidang.
Sudah menjadi pedoman di masyarakat dimana majunya sebuah wilayah ditentukan dengan majunya pendidikan yang berada disana, untuk itu pendidikan menjadi salah satu bidang yang harus diperhatikan secara khusus oleh pemerintah karena dalam ranah ini menajdi salah satu yang menentukan proses perubahan individu yang ditandai dengan peningkatan pengetahuan, perilaku keterampilan dan sikap dan dalam  Pendidikan memberikan kesempatan berkembang secara maksimal, mempelajari peristiwa masalalu, kesempatan aktif dan kreatif.
Guru menjadi kunci dari kegiatan belajar mengajar di sekolah formal, dimana waktu yang dihabiskan dimana kualitas pengajaran seorang guru menentukan hasil yang dibawa para peserta didiknya. Untuk itu guru membutuhkan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan guru, peserta didik, dan lingkungan belajar peserta didik.
Sebagaimana yang kita tahu, guru merupakan inti dari jalannya kegiatan belajar mengajar dalam sekolah formal. Untuk menjadi guru yang profesional haruslah bisa menjalankan kegiatan pengajaran yang tidak monoton apapun materi pelajarannya. Disini guru dituntut untuk menggunakan metode yang dinilai tidak ketinggalan zaman sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal untuk murid-muridnya. Namun ketika guru di hadapkan pada materi yang lama guru di anggap kesulitan dalam mengajarkannya kepada murid. Padahal ilmu tersebut seharusnya menjadi dasar yang penting bagi murid yang ingin mempelajari ilmu-ilmu agama yang dikaji dari kitab-kitab yang berbahasa Arab.
 Guru di tuntut untuk mampu mengelola kelas dengan baik, membawa kegiatan pembelajaran secara maksimal, sehingga peserta didik kan lebih cepat menyerap materi pelajaran yang disampaikan. Namun dalam kenyataanya, kemampuan individu dan tingkat intelegensi yang dimiliki dari seiap individu berbeda-beda. Menurut philip R. E Verson, pada hakikatnya perbedaan-perbedaan individu adalah perbedaan-perbedaan dalam kesiapan belajar. Anak-anak memiliki tingkat kecerdasan perhatian, dan pengetahuan yang berbeda dengan kesiapan belajar yang berbeda-beda. Mereka berbeda dalam potensi, bahkan dalam karakter. Ahli-ahli pengetahuan juga berpendapat adanya perbedan antara individu di dalam bakat untuk belajar, perbedaan ini terdapat pada anak yang normal maupun yang abnormal. Adanya perbedaan guru ini perlu dikenal dan diperhtikan oleh guru, Disinilah peran guru untuk mampu memberikan pendidikan kepada peserta didiknya agar tercapai perkembangn secara optimal bagi tiap individu sesuai dengan kapasitas dan kecenderungan mental mereka dan guru tidak memaksa anak untuk belajar dengan kecepatan yang sama.
Salah satu cara yang patut ditempuh adalah melalui sistem pengelompok.  dengan metode ini diharapkan mampu membantu guru dalam menyukseskan kegiatan pengajaran dalam ilmu alat.
Dari latar belakang tersebut, penulis akan membahas lebih rinci tentang  Efektifitas Metode Achievment Grouping sebagai upaya memudahkan guru dalam Pengajaran Ilmu Alat.
·         Rumusan masalah
Agar tulisan ini tidak meluas, penulis merumuskan masalah dengan pertanyaan apakah penggunaan metode achievement grouping dapat membantu memudahkan guru dalam mengajar? Apakah pengajran ilmu alat sesuai jika menggunakan metode ini?

·         Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas metode acievent grouping dapat memudahkan guru dalam mengajar sesuai dengan materi yang sedang di ajarkan yaitu ilmu alat.


·         Manfaat penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk pedoman guru dalam menggunakan strategi pengajaran dengan menggunakan metode acievement grouping, serta sebagai wawasan baru bagi pembacanya. 

·         Tinjauan pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini penulis memaparkan data kajian ilmiah yang mengangkat tema sejenis ataupun tema yang memiliki kesamaan karya ilmiah tersebut diantaranya adalah :
·         Irma Fahrisnaini NIM 03110012 Skripsi 2007, dengan fokus penelitian:Implementasi Manajemen Kesiswaan dalam meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di MAN 3 Malang. Hasil dari pelaksanaan Implementasi kesiswaan dalam meningkatka mutu sangat baik dimulai dari Planing, Organizing, controlling, dan evaluating dalam penerimaan siswa baru telah terlaksana dengan baik. Kegiatan kesiswaan telah mempunyai program terencana dengan baik dan disiapkan untuk meningkatkan peserta didik.
·         Skripsi muhajir, jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta yang berjudul Pembelajaran Qira’ah Dengan Metode Comparative Learning untuk siswa tingkat menengah dan masih pada tataran teoritis.
·         Skripsi karya Siti Widyaningsih jurusan tadris MIPA Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta yang berjudul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Study team achivement division). Pada materi sistem pernafasan manusia untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri Tempuran Magelang yang memaparkan adanya peningkatan prestasi siswa setelah menerapakan STAD
·         Eka fitriyani mahasiswi jurusan pendidikan agama islam UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, penerapan strategi cooperative laerning tipe STAD sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII D MTsN Wates kulon progo Yogjakarta.
·         Titul Lis Krisdianawati 03110022 Skripsi 2007, Manajemen Sarana dan PraSarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SPMN 2 Turen Malang. Adapun hasil yang diperoleh siswadan guru dengan adanya Manajemen Sarana dan Pra Sarana pendidikan adalah : siswa prestasinya cukup memuaskan, seperti pernah menjuarai berbagai macam lomba. Karena waktu yang dialokasikan pada PAI di sekolah umum sangat sempit, maka guru dapat lebih mudah dan lebih maksimal dalam menjelaskan.
Dari penjelasan di atas, terbukti bahwa penelitian ini pernah digunakan dalam penelitian manapun, karena penulis mengambil fokus pada pengajaran ilmu alat sebagai ilmu yang tua klasik dan jarang digunakan dengan metode yang baru, seperti achievent grouping.

·         Landasan teori
Penulis menggunakan buku pendidikan yang membahas tentang psikologi belajar dan mengajar karya Omar Hamalik dan buku pendidikan lainya yang membahas tentang hal tersebut.

·         Metode penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengggunakan metode survey yang kami lakukan dalam waktu lima hari untuk kami memperoleh data dari sumebr penelitian yaitu para staff dan pengajar di pondok maslakhul huda lil mubtadiin.
Sumber data kami adalah penelitian yang bertempat di podok pesantren maslakhul huda lil mubtadiin, dan narasumber adalah staff dan pengajar pondok pesantren maslakhul huda lil mubtadi’in, dan pustaka adalah buku-buku pendidikan yang mengkaji tentang pembahasan terkait.
Instrumen penelitian ini ialah qouisioner berupa angket yang kami berikan kepada staff pengajar di pondok pesantren tersebut.

·         Sistematika penelitian










BAB II
Landasan teori
·         Metode achievment grouping
·         Pengertian metode
Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Menurut M.Sobri Sutikno (2009:88) metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud. Dari beberapa definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi yang terkandung dalam isi kurikulum secara efektif.
2.. Tujuan Metode Pembelajaran.
 Tujuan utama dalam metode pembelajaran adalah untuk menyampaikan meteri atau  pesan yang terkandung dalam isi kurikulum secara efektif. Sehingga siswa dapat dengan mudah menerima,memahami, terekam dan tercerna dengan baik. Berikut ini beberapa tujuan dari metode pembelajaran :
·         Menghantarkan para siswa menuju pada perubahan –perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidupmandiri sebagai individu dan mahkluk sosial.
·         Rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai  pengalaman belajarnya ( pada akhir pengajaran ).
·         Untuk tercapainya Tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi “ mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlag mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab”

·         Pengenalan achievement grouping
·         pengertian
Hendyat Soetopo (1982) mengemukakan bahwa Achievement Grouping adalah suatu sistem pengelompokan yang berdasarkan prestasi belajar dari peserta didik. Dengan adanya pengelompokan demikian, maka peserta didik yang berprestasi tinggi dikelompokkan dengan peserta didik yang berprestasi tinggi, sementara yang berprestasi rendah, dikelompokkan ke dalam yang berprestasi rendah. Ada tiga macam pengelompokan yang didasarkan atas achievement grouping ini, yaitu: kelompok untuk peserta didik yang cepat berpikir, kelompok untuk peserta didik yang sedang dan kelompok untuk peserta didik yang lambat belajar.
Menurut Regan (1996) Achievement Grouping adalah pengelompokan berdasarkan kemampuan peserta didik. Peserta didik yang mempunyai tingkat kemampuan yang sama ditempatkan pada kelompok yang sama. Peserta didik yang sama-sama tinggi kemampuannya ditempatkan pada kelompok yang kemampuannya tinggi, sementara peserta didik yang kemampuannya rendah ditempatkan dalam kelompok peserta didik yang berkemampuan rendah.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Achievement Grouping adalah suatu sistem pengelompokan dalam mengelola kelas yang berdasarkan prestasi belajar/kemampuan dari peserta didik. Sehingga dalam suatu kelas, peserta didik dikelompokkan menjadi kelompok yang memiliki kemampuan tinggi dan juga kelompok yang memiliki kemampuan rendah. Pengelompokkan ini bersdasarkan prestasi belajar yang telah dicapai peserta didik.
·          Tujuan 
(a)        Secara psikologis, kebutuhan peserta didik terpenuhi, karena tidak pernah dipaksa untuk melaksanakan sesuatu ang dia sendiri tidak bisa, tidak suka dan tidak mampu.
(b)        Peserta didik tidak bosan, oleh karena pengajaran yang diberikan diesuikan dengan minat dan kemampuannya.
(c)        Peserta didik akan dapat dibantu sesuai dengan tingkat dan keceptan perkembangannya.
(d)        Peserta didik akan puas, oleh karena apa yang ia dapatkan sesui benar dengan yang mereka inginkan.
(e)        Terdapat kerja sama yang baik antara peserta didik dengan gurunya, karena di antara mereka tidak terjadi perbedaan interpretasi (mis-intepretation).
(f)        Peserta didik akan merasa mendapatkan layanan pendidikan yang terbaik.
·          Manfaat Penerapan Achievement Grouping menurut kemampuan peserta didik
Pengaturan kelas ditekankan pada terciptanya suasana yang kooperatif bukannya kompetitif, harapannya siswa-siswa yang lemah secara akademik dapat memberikan konstribusi yang berarti terhadap kesuksesan kelompok kooperatif.  Guru besar perananya dalam menciptakan  suasana yang kondusif.
Kelebeihan dari penerapan sistem Achievement Grouping diantaranya adalah:
·         Guru dapat lebih mudah dalam memberikan pelayanan dan perhatian. Dengan menggunakan sistem Achievement Grouping dalam mengelola kelas, guru dapat lebih mudah memberikan pelayanan dan perhatian kepada peserta didik sehingga guru dapat memaksimalkan tujuan pembelajaran.
·         Menciptakan kondisi ideal dan kondusif. Secara obyektif sistem Achievement Grouping akan memberikan kondisi pada suasana belajar yang ideal dan kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Guru dengan mudah menyampaikan materi, selanjutnya siswa akan menanggapi dalam proses belajar dengan lebih mudah. Pada akhirnya prestasi akademik siswa akan mudah termonitor dan mudah pula melakukan perlakukan-perlakuan khusus dalam rangka perbaikan atau pengayaan. Baik siswa yang terkelompok sebagai siswa berpotensial tinggi (pintar) ataupun siswa yang terkelompok sebagai siswa berpotensial rendah (kurang pandai), akan dengan mudah termonitor oleh guru. Perlakuan guru dalam proses pembelajaran di dua kelompok tersebut akan meningkatkan prestasi siswa.
·         Peserta didik yang berkemampuan tinggi tidak merasa terhambat perkembangannya.Peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih tinggi, tidak merasa terhambat perkembangannya oleh peserta didik yang berkemampuan rendah. Terkadang dari dalam diri peserta didik muncul rasa kesal apabila proses belajarnya terhambat oleh peserta didik yang berkemampuan lebih rendah darinya.
·         Peserta didik yang berkemampuan rendah tidak merasa tertinggal jauh dengan anggota kelompoknya. Peserta didik yang berkemampuan rendah tidak merasa tertinggal jauh dengan anggota kelompoknya. Suatu rasa nyaman apabila peserta didik yang berkemampuan rendah memiliki teman/kelompok, dimana teman/kelompok juga memiliki kemampuan yang sama rendahnya.
















BAB III
Gambaran Umum
Profil Singkat Seputar Pondok Pesantren Maslakhul Huda Lil Mubtadi’in
·         Profil singkat
Pondok Pesantren Maslakhul Huda Lil Mubatadiin didirikan pada tahun 2011 M. Bertempat di desa Kajen sebelah barat lapangan Mathali’ul Falah.
Dahulu pondok ini menjadi satu dengan pondok maslakhul huda, namun karena banyak pertimbangan, maka pengasuh mengambil keputusan untuk memisah dan kemudian mendirikan pondok lil mubtadi’in. Dengan pertimbangan agar pengasuh dapat lebih memperhatikan santrinya dengan sekala yang lebih kecil, serta lebih mudah untuk mengajar karena fokus perhatiannya menjadi lebih sempit.
Sesuai dengan namanya, pondok ini terdiri dari anak-anak pemula yang berada di kelas satu diniyah ula sampai dua sanawiyah yang bersekolah di Mathali’ul Falah. Saat ini pondok tersebut dihuni 140 santri dari seluruh wilayah di Indonesia. 
Jumlah staf dan pengajar saat ini berkisar sepuluh orang dengan latar belakang yang sama yaitu lulusan Mathali’ul Falah dan mayoritas alumni Pondok Maslakhul Huda atau biasa disebut PMH
Di pondok ini, semua santri, staff dan pengajar tinggal di bangunan yang bergaya joglo tersebut. Disini aktifitas pesantren kental terasa, mulai dari jama’ah fardhu, ngaji al-qur’an, setoran hafalan sesuai tingkatan kelas masing-masing. Disini antara pengjar dibagi untuk setiap pengajar memegang kelompok anak yang dengan kemampuan yang berbeda-beda.
·         Pola pengajaran di pesantren.
Pesantren ini terdiri dari santri yang berada pada tingkatan pemula dan menduduki kelas yang tergolong bawah. Maka pengajar mengelompokkan masing-masing santri menjadi beberapa kelompok. Pengkategorian kelompok diklasifikasikan menurut kemampuan masing-masing santri kemudian di kelompokkan dengan santri yang mempunyai kemampuan yang sama. Disini dinamakan achievement grouping, dimana cara belajar santri di tentukan menurut klasifikasi kemampuan dan indeks prestasi mereka. Sehingga pengajar lebih mudah dalam memberikan pengajaran.
BAB VI
Efektifitas Metode Achievment Grouping Sebagai Upaya Memudahakan Pengajaran Ilmu Alat Di Pesantren Maslakul Huda Lil Mubtadiin
Pesantren Maslakul Huda awalnya hanya ada satu golongan dan berada di satu tempat. Semua berkumpul menjadi satu dan tidak ada perbedaan usia dalam pergaulan, semuanya berkumpul menjadi satu. Kemudian muncul pemikiran bahwa kebutuhan para santri disini berbeda-beda. Menanggapi pemikiran itu maka Pesantren Maslakul Huda lil-Mubtadiin didirikan.
Di pesantren Maslakul Huda lil-Mubtadiin pengajaran ilmu alat menjadi prioritas utama, karena sebenarnya pengadaan pesantren mubtadiin merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan anak menguasai ilmu alat sebagai sarana membaca teks arab. Dengan tujuan itu, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok agar peserta didik dapat berkembang dan mencerna apa yang diberikan secara tepat, serta agar memudahkan para pendidik menyampaikan materi. Hal itu dilakukan karena jika peserta didik meliputi siswa yang mempunyai kemampuan berbeda, maka akan sulit untuk menyampaikan materi yang tepat untuk kebutuhan peserta didik. Dalam rangka untuk efiktifitas pengajaran maka peserta didik dikelompokkan berdasarkan kemampuan.
Dalam pengajaran yang berlangsung di Mubtadiin, para pendidik merasakan bahwa memang ketika santri dikelompokkan menurut kemampuan lebih efektif dibandingkan ketika mereka berkumpul dengan kemampuan yang berbeda. Pengajar akan mudah menyampaikan apa yang dibutuhkan peserta didik. Ketika dalam kelas itu meliputi para peserta didik yang berkemampuan berbeda-beda, maka akan sulit bagi pengajar untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Dan hasilnya para santri yang memiliki kemampuan sama dalam kelas di pesantren ini dirasakan mampu menyerap dengan baik apa yang telah diajarkan oleh pengajar, dan mereka juga memiliki antusias yang berbeda dibandingkan dengan ketika berkumpul dengan santri yang berbeda kemampuan.






0 Response to "EFEKTIFITAS METODE ACHIEVEMENT GROUPING"

Post a Comment