Pendahuluan
Ilmu Balaghoh mempunyai tiga aspek kajian, yaitu ilmu ma’ani, ilmu
bayan, dan ilmu badi’. Ketiga aspek kajian itu mempunyai peranan masing-masing
dalam pembahasan ilmu balaghoh. Ketiga ilmu itu berkumpul menjadi satu kajian
dalam Ilmu Balaghoh. Ilmu ma’ani membahas tentang memahami makna dari kalam
yang ada, sedangkan imu bayan membahas bagaimana menyampaikan ucapan sesuai
tuntutan keadaan, dan ilmu badi’ membahas tentang memperindah suatu ucapan.
Kali ini akan membahas tentang ilmu badi’, yaitu tentang bagaimana
membuat kalam sedemikian rupa sehingga menjadi kalam yang indah dan enak
dikonsumsi oleh mukhotob. Ilmu badi’ pun dibagi menjadi bermacam-macam
pembahasan sesuai apa yang dibutuhkan. Dan pembahasan yang kami angkat yaitu
tentang iqtibas. Semoga mendapat apa yang diharapkan oleh pihak manapun.
Pembahasan
BADI’ IQTIBAS
A.
Pengertian Badi’ Iqtibas
Iqtibas menurut bahasa , ialah mengambil ( memetik ) api . adapun
menurut istilah :
االاقتباس : تضمين النثر أو الشعر شيئا من القرآن الكريم أو الحديث
الشريف من غير دلالة على أنه منهما .
Iqtibas adalah mengutip sesuatu kalimat dari Al-quran atau hadis,
lalu disertakan kedalam suatu kalimat prosa atau syair tanpa dijelaskan bahwa
kalimat itu di kutip dari al-quran atau
hadis.[1]
Jadi iqtibas tidak menjelaskan atau tidak ada pernyataan bahwa itu
berasal dari Al-Qur’an, semisal dengan menggunakan lafadz قال الله تعالى / قال رسول الله صلى الله
عليه و سلم
, jika menggunakan lafadz-lafadz seperti itu berarti bukan iqtibas.
Iqtibas ada kalanya berasal dari lafadz-lafadz Al-Qur’an dan ada
kalanya berasal dari Hadits, dan dari lafadz-lafadz dari Al-Qur’an maupun
hadits itu ada yang diiqtibaskan dalam bentuk kalam natsr dan nadzom.[2]
Contoh ucapan Abul Mu’in Al-Ashfahani :
لَا تَغُرَّنَّكَ مِنَ الظَلَمَةِ كَثْرَةُ الْجُيُوْشِ وَالأَنْصَارِ،
إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الأَبْصَارُ
Artinya : jangan sekali-kali kamu terbujuk oleh banyaknya pasukan
dan pembantu orang-orang penganiaya. Sesungguhnya kami menangguhkan mereka sampai
suatu hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.( QS Ibrahim : 42).
B.
Macam-macam badi’ iqtibas
Macam-macam iqtibas dalam ilmu badi’ ada 3:
1)
Tsabitul
ma’ani yaitu tidak ada perubahan dari sisi makna asalnya. Yaitu mengutip dari
Al-Qur’an maupun hadits dengan menggunakan redaksi serta makna yang sama dengan
yang yang ada dalam Al-Qur’an maupun hadits tersebut. Seperti kata syair :
اِنْ كُنْتِ اَزْمَعْتِ عَلَى هِجْرِنَا # مِنْ غَيْرِ مَا جُرْمٍ فَصَبْرٌ
جَمِيْلٌ
وَاِنْ تَبَدَّلْتِ بِنَا غَيْرَنَا #فَحَسْبُنَا اللهُ وَ نِعْمَ
الوَكِيْلُ
Kalau kau bermaksud meninggalkan kami tanpa dosa, maka kesabaran
baik sekali bagi kami. Dan kalau kau bermaksud mencari pengganti selain kami,
maka Allah jualah yang mencukupi kami dan sebaik-baik wakil.
Iqtibas disini terletak pada lafadz فَصَبْرٌ
جَمِيْلٌ&فَحَسْبُنَا اللهُ وَ نِعْمَ الوَكِيْل dua redaksi tersebut dengan redaksi yang terdapat dalam redaksi
aslinya.
Contoh lain dari iqtibas jenis ini adalah :
1.
ستبقي لها فى مضمر والحشا # سريرة ود يوم تبلى السرائر
Iqtibas dari pada ayat 9 surah at-thoriq :
إنَّهُ عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرٌ 8 يَوْمَ تُبْلَى السَرَائِرُ
9 فَمَا لَهُ مِنْ قُوَّةٍ وَلاَنَاصِرٍ 10
2.
الحمد لله الذي أنزل القرءان بلسان عربي مبين، والصلاة والسلام على
رسول الله
Iqtibas dari ayat 195 surah as-syuara’ :
عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ 194 بِلِسَانٍ
عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ195
2)
Muhawwal
yaitu yang diubah dari makna aslinya. Yaitu membuat iqtibas dengan mengubah
arti dari arti aslinya, dari segi lafadz tidak berubah.Seperti kata ibnu rumi :
لَئِنْ اَخْطَأْتُ فِى مَدْحِ
# كَ مَا اَخْطَأْتُ فِى مَنْعِىْ
لَقَدْ اَنْزَلْتَ حَا جَاتِى
# بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ
Kalau
aku salah dalam memujimu, maka aku tidak salah dalam menahan nafsuku. Sungguh
engkau telah menempatkan kebutuhanku pada lembah yang tidak ada
tumbuh-tumbuhannya.
Syi’iran
tersebut merupakan pindahan dari ayat :
رَبَّنَا إنِّي اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرَ
ذِيْزَرْعٍ
Maksud
ma’na yang terkandung dalam Al qur’an ialah : lembah yang tidak bermata air
dan gersang tidak ada tumbuh-tumbuhan. yaitu: kota Mekah. Adapun maksud
syi’iran itu ialah : laki-laki yang sunyi dari kebaikan dan tidak ada
gunanya.
3)
Berubah
sedikit wazannya. Seperti kata sya’ir :
قَدْ كَانَ مَاخِفْتَ اَنْ يَكُوْنَا # إِنَّا إلى الله
رَاجِعُوْنَا
Sungguh
telah terbukti apa yang kau takuti. Sesungguhnya kami semua kembali kepada
Allah
Syi’iran diatas berasal dari ayat :
اِنَّا لِله وَاِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Contoh
iqtibas diatas menunjukkan perubahan dari aslinya, yaitu dari ayat diatas
tersebut, kemudian dimodifikasi sedemikian rupa sehingga berubah dari bentuk
aslinya.
Contoh yang lain seperti:
قد تقطع الرحم القريب و تكفر النع # مى ولا كتقارب القلبين
Iqtibas dari pada Hadits Nabi
إن الرحم تقطع وإن النعم تكفر و لن تر ى مثل تقارب القلوب
Contoh yang
lain lagi seperti:
أحييكم
جميعا بتحية الإسلام تحية طيبة مباركة من عند الله فسلام الله عليكم ورحمته
وبركاته
Iqtibas dari ayat 61 surah an nur
فَسَلِّمُواعَلَى أَنفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ اللهِ مُبَرَكَةً
طَيِّبَةً[3]
Penutup
Kesimpulan
Iqtibas adalah mengutip sesuatu kalimat
dari Al-quran atau hadis, lalu disertakan kedalam suatu kalimat prosa atau
syair tanpa dijelaskan bahwa kalimat itu di kutip dari al-quran atau hadits.
Macam-macam iqtibas dalam ilmu badi’ ada 3:
1.
Tsabitul
ma’ani yaitu tidak ada perubahan dari sisi makna asalnya,
2.
Muhawwal
yaitu yang diubah dari makna aslinya,
3.
Berubah
sedikit wazannya. Seperti kata sya’ir.
0 Response to "MAKALAH ILMU BALAGHOH; BADI' IQTIBAS"
Post a Comment