MAKALAH METODOLOGI PEMBELAJARAN




Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Dasar dan Menengah
Dosen Pengampu :


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Dalam pembelajaran bahasa Arab, banyak para pakar ahli bahasa yang mengembangkan berbagai macam bentuk kreatifitas pendekatan, metode, dan teknik untuk digunakan sebagai penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Untuk itu baik pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa Arab telah mendapatkan perhatian dari pakar pembelajaran bahasa dengan melakukan berbagai kajian dan penelitian untuk mengetahui aktivitas dan kesuksesan berbagai sistem pembelajaran.
Untuk memulai memberikan perhatian pada pendekatan pembelajaran adalah dengan berusaha menjelaskan istilah-istilah yang seringkali berkembang karena kemiripan dan dekatnya hubungan diantara masing-masing istilah seperti berikut ini, yaitu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Untuk menjelaskan pengertian ketiga istilah tersebut maka disini akan dijelaskan secara rinci definisi satu persatu. Pendekatan merupakan bingkai umum bagi metode, sedang metode adalah bingkai umum bagi teknik, dan teknik merupakan pelaksana bagi metode. Atau dengan perkataan lain, bahwa teknik adalah pelaksanaan metode yang dipraktikkan bersama-sama dengan pendekatan. Untuk lebih jelasnya, dalam kesempatan yang berharga ini kami sebagai pemakalah akan sedikit memberikan penjelasan tentang pendekatan, metode, dan teknik dalam konteks pembelajaran bahasa Arab.
2.      Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian pendekatan dan apa saja macam-macamnya ?
2)      Apa pengertian metode dan apa saja macam-macamnya ?
3)      Apa pengertian teknik dan apa saja macam-macamnya ?







BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pendekatan
 Dalam proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Istilah- istilah tersebut sering digunakan dengan pengertian yang sama, artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan dengan pengertian yang sama dengan pengertian metode, dan sebaliknya menggunakan istilah metode pengertian yang sama dengan pendekatan, demikian pula dengan istilah teknik dan metode.[1]
Adapun macam- macam pendekatan diantaranya[2]:
·         Pendekatan Formal
Semi (1993) menyatakan bahwa pendekatan formal merupakan pendekatan klasik dan tradisional dalam pembelajaran bahasa. Pendekatan ini menganggap pembelajaran bahasa sebagai suatu yang konvensional, dengan mengikuti cara- cara yang telah biasa dilakukan berdasarkan pengalaman.
·         Pendekatan Fungsional
Menurut Semi (1993) pendekatan ini menyarankan apabila mempelajari bahasa sebaiknya melakukan kontak langsung dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa itu.
·         Pendekatan Integral
Menurut Semi ( 1993) pendekatan integral menganut pengertian bahwa pengajaran bahasa harus merupakan sesuatu yang multidimensional. Artinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengajaran.
·         Pendekatan Sosiolinguistik
Pendekatan pengajaran bahasa yang memanfaatkan hasil studi sosiolinguistik. Semi (1993)  menyatakan bahwa pendekatan sosiolinguistik ini adalah studi tentang hubungan gejala masyarakat dengan gejala bahasa.
·         Pendekatan Psikologi
Semi (1993) mengemukakan bahwa pendekatan psikologi bahasa berkaitan dengan ilmu yang menelaah bagaimana peserta didik belajar, dan bagaimana peserta didik sebagai individu yang kompleks.
·         Pendekatan Psikolinguistik
Semi (1993) menguraikan bahwa pendekatan ini bertumpu pada pemikiran tentang bagaiman bagaimana proses yang terjadi dalam benak anak- anak ketika mulai belajar bahasa , serta bagaimana pula perkembangannya.
·         Pendekatan Behavioristik
Pendekatan behavioristik yaitu pendekatan yang bisa dikendalikan dari luar, yaitu dengan stimulus dan respon.
2.      Metode
Metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran, baik itu pengajaran matematika, kesenian, olah raga, ilmu alam, dan lain sebagainya. Semua proses pengejaran yang baik maupun yang jelek pasti memuat berbagai usaha, memuat berbagai aturan serta di dalamnya terdapat sarana dan gaya penyajian. Tidak mungkin sebuah proses pengajaran tanpa adanya usaha untuk menyampaikan sesuatu kepada pembelajar. Begitu juga dalam pembelajaran bahasa Arab. Metode pengajaran bahasa Arab diperlukan untuk mengembangkan, melatih, dan memahami bahasa.
Oleh karena itu metode bisa diartikan sebagai sistematika umum bagi pemilihan, penyusunan, dan penyajian materi kebahasaan. Serta yang harus diperhatikan dalam menentukan metode hendaknya tidak terjadi benturan antara metode dengan pendekatan yang menjadi dasarnya.
Dalam penggunaan sebuah metode pembelajaran bahasa Arab, terlebih dahulu disampaikan tentang hal yang harus dijadikan pertimbangan dalam penggunaan sebuah metode pembelajaran, yaitu sebagaimana berikut :
1.      Hendaknya metode yang akan digunakan sesuai dengan karakter siswa, tingkat perkembangan akalnya, serta kondisi sosial yang melingkupi kehidupan mereka.
2.      Guru memperhatikan kaidah umum dalam menyampaikan pelajaran seperti kaidah bertahap dari hal yang mudah ke hal yang rumit, dari hal yang sederhana ke yang sulit, dari yang bersifat konkret ke hal yang bersifat abstrak, dan lain sebagainya.
3.      Mempertimbangkan perbedaan kemampuan siswa baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
4.      Bisa menciptakan situasi siswa yang kondusif sepanjang tahapan-tahapan pelajaran, sekiranya bisa mengikutsertakan siswa dalam mendapatkan pertanyaan dan menyampaikan jawaban, mengemukakan pikiran dan pengalaman yang lalu, serta menjauhkan hal-hal yang bisa mengakibatkan siswa berpaling dari pelajaran dan mendatangkan kejenuhan.
5.      Menumbuhkan konsentrasi dan motivasi siswa serta mmbangkitkan sikap kreatif.
6.      Metode yang dipakai bisa menjadikan pembelajaran seperti permainan yang menyenangkan dan aktifitas yang bermanfa’at.
7.      Hendaknya metode menganut dasar-dasar pembelajaran, seperti pemberian reward dan sanksi, latihan-latihan yang menyenangkan dan membuat siswa mampu untuk melakukan sesuatu.[3]
Dalam penggunaan metode disebuah situasi pembelajaran, bahwasanya tidak ada metode yang paling sempurna. Melainkan adanya sebuah metode disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam sebuah situasi pembelajaran. Dalam artian, setiap metode memiliki dan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, hanya saja digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam situasi pembelajaran. Adapun dibawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa metode dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai berikut:
a.       Metode Qawaid wa Tarjamah (Metode tata bahasa dan Terjemah)
Selama berabad-abad sedikit sekali metodologi pengajaran bahasa yang dilandasi teori belajar bahasa. Pada mulanya didunia barat pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah disamakan dengan pengajaran bahasa Yunani dan Latin, yaitu menggunakan metode klassik (classikal method/al-thariqah al-kalasikiyyah) yang memfokuskan diri pada analisa gramatikal, penghafalan kosa kata, penerjemahan wacana, dan latihan menulis. Pada abad 18-19 metode klassik dianggap sebagai metode utama dalam mengajarkan bahasa asing kemudian berubah sebutan menjadi metode kaidah dan terjemah (grammar translation method/thariqah qawaid wa tarjamah) walaupun konsep dan penekanannya tidak berubah. Metode ini merupakan metode tertua dalam pembelajaran bahasa sehingga disebut juga dengan metode tradisional. Di Indonesia sendiri, metode ini banyak digunakan di pesantren salaf dan madrasah-madrasah yang masih menganut aliran pesantren.
b.      Metode langsung (al-Thariqah al-Mubasyaroh)
Metode langsung (al-Thariqah al-Mubasyaroh/ Direct Method) dikembangkan oleh Carles Berlitz yang merupakan seorang ahli dalam pengajaran bahasa di Jerman menjelang abad ke-19. Metode ini berasumsi bahwa belajar bahasa asing sama dengan belajar bahasa ibu, yakni penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi. Menurut metode ini, para pelajar bahasa asing belajar bahasa dengan cara menyimak dan berbicara, sedangkan membaca dan mengarang dapat dikembangkan kemudian, sebab inti dari  bahasa adalah menyimak dan berbicara. Oleh karena itu, mereka harus dibiasakan berfikir dengan bahasa asing. Maka untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam menguasai bahasa asing, semua penggunaan bahasa ibu dan bahasa kedua ditiadakan. Metode ini tidak terlalu memperhatikan unsur tata bahasa, sebab inti dari metode ini adalah bagaimana agar pelajar pandai menggunakan bahasa asing yang dipelajari. Tata bahasa hanya diberikan melalui situasi (kontekstual) dan dilakukan secara lisan, bukan dengan cara menghafalkan kaidah-kaidah. Metode mubasyaroh dalam pembelajaran bahasa Arab bertujuan agar para pelajar bahasa Arab mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab yang dipelajarinya seperti pemilik bahasa Arab.
c.       Metode Audiolingual (al-Thariqah al-Sam’iyyah al-Syafahiyyah)
Metode ini pertama kali dicetuskan di Amerika Serikat (USA). Oleh karenanya, kelahiran metode ini tak lepas dari konteks sosial politik negara Amerika yang ketika itu terjadi pergolakan perang dunia II. Metode audiolingualmenekankan penela’ahan dan pendeskripsian suatu bahasa yang akan dipelajari dengan memulai dari sistem bunyi (fonologi), kemudian sistem pembentukan kata (morfologi), dan sistem pembentukan kalimat (sintaksis). Karena metode ini menyangkut struktur bahasa secara keseluruhan, maka dalam hal ini juga ditekankan sistem tekanan, nada, dan lain-lain. Maka tujuan pembelajaran bahasa dalam metode ini adalah dengan memperhatikan lafal kata dan latihan berkali-kali (drill) secara intensif.
d.      Metode Membaca (al-Thariqah al-Qiro’ah)
Metode ini lahir karena adanya revisi dari methode langsung (Mubasyaroh) yang menghasilkan versi-versi yang menyatukan teknik-teknik metode langsung dengan aktivitas-aktivitas terpimpin  berdasarkan ketatabahasaan. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam studi mereka. Metode membaca ini menekankan kemampuan membaca diam (al-Qiro’ah al-Shamitah/Silent Reading) untuk pemahaman (al-Isti’ab/Comprehension). Juga memandang penting kemampuan pengucapan yang benar, sehingga membaca nyaring (al-Qiroah al-Jahriyyah/ Oral Reading) merupakan kegiatan yang banyak digunakan dalam pembelajaran.
e.       Metode Gabungan (al-Thariqah al-Intqoiyyah/Electic Method)
Yang dimaksud metode gabungan disini bukan menggabungkan semua metode yang ada sekaligus, melainkan lebih bersifat “tambal sulam”, artinya suatu metode tertentu dipandang dapat mengatasi kekurangan metode yang lain. Walaupun setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, namun tidak berarti semuanya dapat digabungkan sekaligus, sebab menggabungkan disini sesuai kebutuhan dasar pertimbangan tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, kemampuan belajar, bahkan kondisi pendidik. Yang cocok dilakukan dalam hal ini adalah memanfa’atkan kelebihan metode tertentu untuk mengatasi kekurangan metode tertentu. Metode ini merupakan metode hasil kreativitas para pengajar bahasa asing  untuk mengefektifkan proses belajar mengajar bahasa asing. Metode ini juga memberikan kebebasan kepada mereka untuk menciptakan variasi metode.[4]

3.      Teknik
Teknik merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus konsisten dengan metode. Oleh karena itu, teknik harus sesuai dengan pendekatan yang dipakai.[5]
Jika dikaitkan dengan pembelajaran, teknik merupakan cara yang dikuasai pendidik untuk menyajikan bahan ajar kepada peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran agar materi pelajaran dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh peserta didik dengan baik.
Oleh karena itu, pendidik harus menguasai dan memahami teknik-teknik pembelajaran dan bagaimana cara mengimplementasikannya agar mampu menggunakannya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pendidik harus mengkaji teknik mengajar yang sesuai dan memilih strategi yang memberikan dampak paling banyak bagi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Ada banyak sekali macam dari teknik pembelajaran, antara lain:
a.       Diskusi
Dalam teknik pembelajaran diskusi, pendidik menciptakan kegiatan atau interaksi antara dua atau lebih peserta didik yang terlibat, saling tukar informasi, pengalaman, memecahkan masalah sehingga terjadi suasana aktif di antara peserta didik.
Tugas dari pendidik adalah mengawal dan mengarahkan jalannya diskusi agar terkondisikan dengan baik.
b.      Latihan tubian (drill)
Teknik latian tubian bertujuan agar kompetensi yang dimiliki peserta didik terasah secara maksimal. Karena menggunakan latihan-latihan secara terus-menerus.[6]
c.       Simulasi
Teknik ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan sebagai orang yang terlibat secara langsung dalam situasi dan kondisi yang dikehendaki.
Misalnya peserta didik secara langsung memperagakan teks khiwar tentang praktek jual-beli di pasar. Dari sana peserta didik dapat memerankan penjual dan pembeli dengan menggunakan teks yang ada dan memperagakan dengan gerak, intonasi yang sesuai dengan perannya masing-masing.
d.      Karya wisata
Teknik pembelajaran ini berlangsung di luar kelas. Peserta didik diajak ke suatu objek tertentu untuk mengamati dan meneliti guna memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dikunjunginya.
e.       Kasuistik
Implementasi dari teknik kasuistik ini berdasarkan kasus atau masalah yang ditemui oleh peserta didik dan kemudian secara bersama-sama mereka menyelesaikan kasus itu.
            Selain teknik yang dipaparkan di atas, terdapat teknik-teknik lain dalam menyajikan bahan ajar seperti ceramah,tanya jawab, demonstrasi dan lain sebagainya. Penentuan teknik tersebut diselaraskan dengan metode yang ditetapkan oleh pendidik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi kelas.

PENUTUP
·         Kesimpulan
Di dalam mengimplementasikan pembelajaran bahasa Arab, guru harus merencanakan pembelajarannya terlebih dahulu. Hal ini terkait pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
Pendekatan, metode ataupun teknik pembelajaran merupakan satuan yang runtut dan saling terkait. Teknik atau penerapan harus sesuai dengan metode yang digunakan, begitu pula metode harus mengacu pada pendekatan pembelajaran. Jadi tidak boleh antara satu dengan yang lain terpisah.
penggunaan ketiganya pun bersifat dinamis, artinya ketiganya bisa berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi di lapangan atau kelas.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Prof.Dr. Iskandar Wassid dan Dr. H. Dadang Sunandar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)
2.      Bisri Mustofa dan M. Abdul Hamid, Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2011
3.      Chaedar Alwasilah, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011)
4.      Pendekatan Pembelajaran bahasa. Pdf



[1] Pendekatan Pembelajaran bahasa. Pdf
[2] Iskandar Wassid dan Dadang Sunandar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hal 42-50
[3] Bisri Mustofa dan M. Abdul Hamid, Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2011), hlm. 23-24
[4] Chaedar Alwasilah, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011), hlm. 169-196
[5] Iskandar Wassid dan Dadang Sunandar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hal 66
[6] Ibid, hal 70

0 Response to "MAKALAH METODOLOGI PEMBELAJARAN"

Post a Comment