PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah proses yang bersifat terencana dan sistematik,
karena itu perencanaanya disusun secara lengkap, dengan pengertian yang
dapat dipahami dan dilakukan oleh orang lain dan juga tidak
menimbulkan penafsiran ganda. Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan
kualitas belajar atau output yang baik
juga, kualitas pembelajaran ini bisa dilihat dari hasil penilaiannya.
Evaluasi merupakan salah satu unsur
terpenting dalam proses pendidikan karena bisa memberikan informasi tentang
keberhasilan atau tidaknya dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi sangat diperlukan dalam pendidikan formal, dalam hal ini sekolah.
Khususnya evaluasi mengenai hasil belajar. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mengikuti serangkaian proses
belajar.
Dalam evaluasi ada beberapa istilah yang sering difahami secara tumpang
tindih. Istilah-istilah tersebut
adalah pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Agar diperoleh pemahaman yang
memadai, maka ketiga istilah tersebut perlu dijelaskan lebih detail.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian evaluasi
2.
Membedakan pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran
3.
Menjelaskan tujuan evaluasi pendidikan
4.
Memaparkan fungsi evaluasi pendidikan
5.
Menjelaskan aspek-aspek penilaian dalam pendidikan
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris: evaluation;
dalam bahasa Arab : al-Taqdir (التقدير); dalam bahasa Indonesia
berarti: penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab al-Qimah
(القيمة); dalam bahasa Indonesia berarti; nilai.
Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan (educational evaluation)
dapat diartikan sebagai: penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari menurut istilah,
sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.[1]
Ralp Tyler (1950) berpendapat bahwa evaluasi
pendidikan merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh
mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika
belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.[2]
Jadi, dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa
evaluasi pendidikan merupakan suatu proses penilaian mengenai hasil dari
kegiatan belajar siswa, apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan
yang telah direncanakan di awal atau belum.
B.
Perbedaan pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran.
Banyak orang
mencampur adukkan pengertian antara evaluasi, penilaian dan pengukuran, padahal
ketiganya memiliki pengertian yang berbeda. Kenyataan seperti itu memang dapat dimaklumi, mengingat
bahwa diantara ketiganya memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain
sehingga sulit dibedakan. Berikut ini merupakan pengertian dari pengukuran, penilaian dan evaluasi.
a.
Pengukuran
Pengukuran yang
dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa Arab
adalah muqayasah (مقايسة
) dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya
adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu[3].
Menurut Wandt
dan Brown (1977) pengukuran adalah: suatu tindakan atau proses untuk menentukan
luas atau kuantitas dari sesuatu.[4]
Misalnya : dari 100 butir soal yang diajukan dalam tes, Ahmad menjawab dengan
betul sebanyak 80 butir soal. Dari contoh tersebut dapat kita pahami bahwa
pengukuran itu sifatnya kuantitatif.
Pengukuran yang
bersifat kuantitatif itu, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.
Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu. Seperti penjahit yang mengukur ukuran kain.
2.
Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatau. Seperti pabrik yang mengukur ketahanan suatu
produk.
3.
Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji
sesuatu.
Pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia
pendidikan. Karena
pengukuran ini digunakan untuk menilai sejauh mana hasil yang diterima siswa
dalam kegiatan belajar.
b.
Penilaian
Penilaian atau assessment berarti
menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan
terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau
buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu
sifatnya kualitatif. Seperti contoh diatas : dari 100 butir soal, 80 butir
dijawab dengan betul oleh Ahmad; dengan demikian dapat ditentukan bahwa Ahmad
termasuk anak yang pandai.
Penilaian tidak selalu menggunakan tes saja, tetapi juga dikumpulkan melalui pengamatan atau
laporan diri (self report). Definisi penilaian berkaitan dengan semua
proses pendidikan, seperti karakteristik peserta didik, karakteristik metode
mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi.
Menurut (Chittenden, 1991),
kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran perlu diarahkan pada empat hal:
·
Penelusuran: yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
menelusuri apakah proses pembelajaran telah berlangsung sesuai dengan yang
direncanakan atau tidak. Untuk kepentingan ini, guru mengumpulkan berbagai
informasi sepanjang semester atau tahun pelajaran melalui berbagai bentuk
pengukuran untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar anak.
·
Pengecekan: yaitu untuk mencari informasi apakah
terdapat kekurangan-kekurangan pada peserta didik selama proses pembelajaran.
Dengan melakukan berbagai bentuk pengukuran, guru berusaha untuk memperoleh
gambaran menyangkut kemampuan peserta didiknya, apa yang telah berhasil
dikuasai dan apa yang belum dikuasai.
·
Pencarian: yaitu untuk mencari dan menemukan
penyebab kekurangan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan
jalan ini, guru dapat segera mencari solusi untuk mengatasi kendala-kendala
yang timbul selamaproses belajar berlangsung.
·
Penyimpulan: yaitu untuk menyimpulkan tentang
tingkat pencapaian belajar yang telah dimiliki peserta didik. Hal ini sangat
penting bagi guru untuk mengetahui tingkat pencapaian yang diperoleh peserta
didik. Selain itu, hasil penyimpulan ini dapat digunakan sebagai laporan hasil
tentang kemajuan belajar peserta didik, baik untuk peserta didik itu sendiri,
sekolah, orang tua, maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
c.
Evaluasi
Sedangkan Evaluasi adalah mencakup dua kegiatan yang telah
dikemukakan terdahulu, yaitu mencakup “pengukuran” dan “penilaian”. Evaluasi
adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai
dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari
pengukuran itu adalah pengujian, dan pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan
dikenal dengan istilah tes.[5]
Dari beberapa uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan antara pengukuran (measurement),
penilaian (assessment), dan evaluasi (evaluation) bersifat
hirarkis. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan Kriteria, penilaian
menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi adalah
penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku.
C.
Tujuan Evaluasi Pendidikan
Secara umum, evaluasi dalam bidang pendidikan terbagi menjadi dua
tujuan, yaitu :
a.
Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai
bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para
peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu.
b.
Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran
yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam
bidang pendidikan adalah :
a.
Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh progam
pendidikan.
b.
Untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan dan
ketidak berhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.[6]
D.
Fungsi Evaluasi Pendidikan
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses memiliki
tiga macam fungsi pokok, yaitu[7]:
1.
Mengukur kemajuan.
2.
Menunjang penyusunan rencana.
3.
Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Pendapat lain mengenai fungsi dari evaluasi pendidikan,
diantaranya menurut Nasrun Harahab yang mengatakan bahwa fungsi evaluasi adalah
sebagai berikut[8]:
·
Memberikan feed back pada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan perbaikan program bagi peserta didik.
·
Memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil
belajar peserta didik.
·
Menempatkan peserta didik dalam situasi belajar mengajar
yang tepat sesuai tingkat kemampuan atau karakteristik peserta didik.
·
Mengenal latarbelakang peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar.
E.
Aspek-Aspek Penilaian dalam Pendidikan
Aspek atau sasaran
evaluasi adalah sesuatu yang sesuatu yang dijadikan titik pusat perhatian yang
akan diketahui statusnya berdasarkan pengukuran. Dalam dunia pendidikan, ada
tiga aspek yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan, yaitu aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik[9].
a. Ranah Kognitif
Aspek atau domain kognitif
adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya
yang menyangkut otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif
terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai
dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud adalah (1)
pengetahuan, hafalan, ingatan (knowledge), (2) pemahaman (comprehension),
(3) penerapan (application), (4) analisis (analysis), (5)
sintesis (synthesis), dan (6) penilaian (evaluation).
b. Ranah afektif
Taksonomi untuk ranah
afektif dikembangkan pertama kali oleh David R. Krathwohl dan kawan-kawan
(1974) dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives:
Affective Domain. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif yang tinggi. Ciri-ciri
hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah
laku, seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran bahasa Arab, kedisiplinan dalam
mengikuti pembelajaran bahasa Arab, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak
tentang materi bahasa Arab, penghargaan dan lain-lain.
c. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor adalah
ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah
psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar
psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak
individu. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar
psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan
afektifnya.
PENUTUP
·
Kesimpulan
Evaluasi merupakan hal yang penting dalam
dunia pendidikan, karena dengan itu hasil yang diperoleh siswa dapat diketahui
dan kemudian ditindak lanjuti bila mana hasil yang dicapai belum sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi sendiri tidak terbatas pada tes saja,
akan tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain, seperti metode pembelajaran,
karakteristik siswa dan lain sebagainya.
Aspek yang dinilai dalam evaluasi ada tiga, Pertama,Kognitif
atau Pengetahuan, Kedua, Afektif atau sikap dan Ketiga, Psikomotorik
atau keterampilan.
Daftar Pustaka
1. Prof. Drs. Anas
Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,( Jakarta:Rajawali Pers, 2009).
2. Sulistriyono, Evaluasi Pendidikan dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009).
3. Dr. H. Mulyadi,M.PD.I.
Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di Sekolah
(UIN-MALIKI Press, 2010).
[1] Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(
Jakarta:Rajawali Pers, 2009). Hlm: 1-2
[2] Sulistriyono, Evaluasi
Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009).
Hlm:50
[3] Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(
Jakarta:Rajawali Pers, 2009). Hlm: 4
[4] Dr. H. Mulyadi,M.PD.I. Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model
Evaluasi Pendidikan Agama di Sekolah (UIN-MALIKI Press, 2010). Hlm: 1
[5] Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(
Jakarta:Rajawali Pers, 2009). Hlm: 4-5
[6] Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(
Jakarta:Rajawali Pers, 2009). Hlm: 16-17
[8] Sulistriyono, Evaluasi
Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009).
Hlm:54
[9] http://abdulmunifkhamim.files.wordpress.com/2009/10/bab-11.doc. Di ambil pada tanggal 29/10/15 pukul 02:45 WIB.
0 Response to "MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN"
Post a Comment