PENDAHULUAN
ð Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang Balaghoh berarti kita sedang membicarakan
suatu keilmuan didalam bidang bahasa (khususnya bahasa Arab) yang mengkaji
tentang bagaimana sang penutur bahasa (متكلم)
dalam aktifitasnya menuturkan suatu bahasa (ucapan) kepada orang yang diajak
berbahasa (مخاطب).
Sesuai dengan namanya , Balagoh yang berarti sampai, ilmu
ini megajarkan bagaimana cara agar sang mutakalim dalam fasih
dalam bertakallum (mengucap) sehingga mutakallim bisa sampai pada
maksud yang hendak ia capai melalui perkataan yang fasih tersebut.
Perkataan (كلام) sang mutakalim
tersebut bila kita cermati lebih dalam bukanlah suatu barang yang tunggal,
melainkan perkataan tersebut terbentuk dari beberapa unsur/bagian-bagian yang
dalam hal ini kita kenal dengan istilah kalimat yang mana dari sekumpulan
kalimat-kalimat itu terbentuklah suatu perkataan.
Saat mutakallim berbicara, sangatlah tidak mungkin ia
menyebutkan bagian-bagian (kalimat) tersebut secara bersamaan sekaligus, akan
tetapi ada kalimat yang didahulukan dan ada pula kalimat yang diakhirkan.[1]
Sebenarnya tidak ada permasalahan berkaitan dengan hal kalimat mana
yang lebih utama untuk didahulukan dan kalimat mana yang diakhirkan, karena
kedudukan kalimat tersebut yang sama pentingnya. Ada yang menjadi sandaran atau
yang dikenai hukum (مسند اليه), dan ada pula yang
yang bersandar atau yang menghukumi kalimat yang lain (مسند). Apabila salah satu dari kedua bagian ini kita hilangkan, maka
suatu perkataan disebut belum lengkap dan menimbulkan kesamaran pemahaman bagi
orang yang mendengar perkataan tersebut, maka dari itu keduanya sama penting.
Selanjutnya untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan
didahulukannya suatu kalimat (تقديم)
dan diakhirkannya suatu kalimat (تأخير)
perlulah kiranya mengkaji lebih dalam lagi hal tersebut. Dalam makalah ini kami
akan mencoba melakukan pengkajian seputar hal tersebut.
ð Rumusan Masalah
1.
Mengapa musnad
ilaih didahulukan dari musnad ?
2.
Mengapa musnad
ilaih diakhirkan dari musnad ?
3.
Apa faktor yang
menjadi penyebab dari didahulukannya musnad dari musnad ilaih ?
4.
Mengapa musnad
diakhirkan dari musnad ilaih dalam susunannya ?
PEMBAHASAN
§
Sebab
Mendahulukan Musnad Ilaih (تقديم المسند اليه)
Pada mulanya مسند اليه
haruslah berada di awal atau di taqdimkan karena ia menjadi bagian yang ingin
disebutkan awal dihati mutakalim dan juga kedudukanya yang menjadi محكم عليه atau
yang dikenai hukum yang mana محكم عليه
itu tentu jatuh terlebih dahulu sebelum
hukumnya.
Maka dari itu ada faktor-faktor yang menyebabkan musnad ilaih itu
didahulukan diantaranya:
1.
تعجيل
المسرة (segera memeberi kabar bahagia)
Contoh: العَفْوُ عَنْكَ صَدَرَ
بِهِ الاَمْرُ
2.
تعجيل
المساءة (segera memeberi kabar kesedihan)
Contoh:القِصَاصُ حَكَمَ بِهِ القَضِىُ
Hakim
telah menjatuhkan hukum qishas
3.
التشويق
من المتأخر (Supaya tertarik
terhadap apa yang di akhirkan ketika
yang didahulukan itu terkesan aneh)
Contoh:وَالَّذِى حَارَتْ البَرِيَّةُ فِيْهِ # حَيَوَانٌ
مُسْتَحْدِثٌ مِنْ جَمَادِ
Perkara
yang membingungkan manusia adalah hewan yang bisa berbicara yang berasal dari
barang yang keras.
4.
التلذذ (Merasa enak)
Contoh:لَيْلِى وَ صَلَتْ
Malamku
telah tiba
5.
التبرك (Mengharap berkah)
Contoh:اِسْمُ اللهِ اِهْتَدَيْتُ بِهِ
Menyebut
asma Allah membuatku mendapatkan hidayah.
6.
النص
على عموم السلب او سلب العموم (Menyatakan او سلب العموم عموم السلب)
v عموم السلب : mendahulukan perabot
umum mengakhirkan perabot nafi.
Contoh: كُلُّ
ظَالِمٍ لَا يَفْلَحُ (setiap orang dzalim tidak akan
bahagia)
v سلب العموم :mendahulukan perabot nafi dan mengakhirkan
perabot umum. Contoh: مَا كُلُّ رَأْيِ اْلفَتَى يدعو
إلى رَشْدِ
7.
إفادة
التخصيص (Berfaidah takhsis secara pasti ketika
musnad ilaih didahulukan oleh nafi dan musnadnya berupa fi’il).
Contoh
:مَا اَنَا قُلْتُ هَذَا (bukan aku orang yang mengucapkan
ini)
8.
كون
المتقدم محط الإنكار و الغرابة (Karena suatu yang
didahulukan itu merupakan pusat keingkaran).
Contoh
:اَبَعْدَ الْمُشَيّْبُ الْمُنْقَضِى فِى الذَّوَائِبِ # تُحَاوِلُ
وَصْلَ الغَانِيَاتِ الْكَوَاعِبِ
Apakah
setelah uban meratai kepala, kamu akan merayu para perawan yang sedang tumbuh
buah dadanya?
9.
مراعاة
الترتيب الوجودى (Menjaga urut-urutan
yang sudah ada)
Contoh
:لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْم (Allah tidak mengantuk lagi tidak
pula tidur)
10.
Menghina.
Contoh:
اَبُو لَهَبٍ عَدُوَ اللهِ (Abu lahab adalah mungsuhnya gusti
Allah)
11.
Mementingkan.
Contoh:كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رعيته [2]
Kamu
sekalian adalah pemimpin, dan kalian akan ditanyai tentang kepemimpinanmu
§
Sebab Mengapa
Musnad Ilaih diakhirkan (مسند إليه تأخير )
Musnad dan musnad ilaih merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Dan bila ditinjau dari susunannya musnad ilaih itu didahulukan dari musnadnya
(pada asalnya/ashlinya). Dan ada juga keadaan yang menyebabkan musnad
didahulukan dari musnad ilaih. Hal itu karena adanya beberapa faktor. Dan
faktor yang menjadi penyebab dari didahulukannya musnad, secara langsung juga
merupakan faktor yang menjadi penyebab diakhirkannya musnad ilaih. Dan
faktor-faktor ini akan dijelaskan didalam pembahasan selanjutnya. [3]
§
تقديم
المسند
مسند didahulukan
apabila ada perkara yang menyebabkan ia harus disebutkan terlebih dahulu
sebelum مسند اليه seperti kedudukanya
yang menjadi عامل, contoh:قام زيد
Atau مسند itu sendiri menjadi
permulaan كلام contoh:اين زيد ؟
Selain itu ada beberaoa tujuan mengapa مسند
disebutkan terlebih dahulu, diantaranya:
1.
التخصيص
بالمسند اليه (Takhsis bil musnad
ilaih)
Contoh:لله ملك السوات و لأرض
(hanya
milik Allah langit-langit dan bumui)
2.
التنبيه منأول الأمر على أنه خبر لا نعت(Memberi tahu bahwa yang pertama itu menjadi khobar bukalah
sifat)
Contoh:له همم لا منتهى لكبارها
# وهمته الصغرى أجل من الدهر
3.
التشويق للمتأخر(Supaya tertarik pada
sesuatu yang di akhirkan)
Contoh:إن فى خلق السموات و ا لأرض واختلاف اليل والنهار لآيات لأولى
الألباب
4.
التفاؤل(Mengharap kebagusan)
Contoh:فى عافية
انت (kamu sehat)
5.
إفادة قصرالمسند إليه على المسند(Mengkhususkan musnad ilaih pada musnad)
Contoh:لكم دينكم ولي دين (bagimu agamamu,
bagiku agamaku)
6.
المساءة نكاية بالمخاطب(Mengharap perkara yang
buruk)
Contoh:ومن نكد الدنيا
على الحر أن يرى عدوا
Sebagian
dari kesusahan kehidupan dunia adalah orang merdeka yang melihat mungsuhnya.
7.
التعظيم , التعجب , المدح , الذم , الترحم
,ادعاء(Mengagumkan, mengherankan, memuji,
menghina, mengasihi, dan do’a)
Contoh:لله درك ,
وعظيم أنت يا الله , و نعم الزعيم سعد , و بئس الرجل خليل , و فقير ابوك , وصولك
بالسلامة
§
تأخير
المسند
Pada dasarnya musnad itu diakhirkan. Adapun yang didahulukan itu
karena adanya suatu alasan tertentu sehingga musnad harus didahulukan seperti
yang sudah dipaparkan diatas. Dan dalam kitab Jauharul Maknun diterangkan bahwa
musnad diakhirkan itu karena asalnya.
وأخروا أصالة و
قدموا #
“Dan
para Ulama’ menta’khirkan musnad karena memang sudah asalnya”.
Contohnya:
لا فيها غول
“arak pada surga itu tidak berbahaya”.
Contoh
tersebut dimaksudkan, bahwa arak surga itu sama sekali tidak menimbulkan
kerusakan pada tubuh peminumnya. Meskipun rasanya justru lebih lezat. [4]
Pengakhiran musnad dari musnad ilaih dalam uraiannya, ialah karena
sesungguhnya musnad itu merupakan cabang dari musnad ilaih. Dan karena itu
juga, musnad diikutkan karena musnad ilaih. Dan dapat dikatakan juga bahwa
musnad ilaih merupakan mahkum alaih, dan musnad merupakan hukum.
PENUTUP
*
Kesimpulan
Menurut Qaidah dari susunan dalam sebuah kalimat, musnad ilaih
didahulukan dari musnad. Hal ini dikarenakan keashliannya mengkukuhkan berita
dalam hati pendengar, enak mendahulukannya dan memuliakan musnad ilaih. Tetapi
ada faktor-faktor yang menjadi penyebab dari adanya musnad itu didahulukan dari
musnad ilaih. Dan faktor ini juga yang menjadi faktor dari diakhirkannya musnad
ilaih dari musnadnya. Pengakhiran musnad dari musnad ilaih dalam uraiannya,
ialah karena sesungguhnya musnad itu merupakan cabang dari musnad ilaih. Dan
karena itu juga, musnad diikutkan karena musnad ilaih. Dan dapat dikatakan juga
bahwa musnad ilaih merupakan mahkum alaih, dan musnad merupakan hukum.
* Daftar Pustaka
1.
Hifni Bek
Dayyab, Muhammad Bek Dayyab, Syeikh Mustofa Tomum, Mahmud Afandi Umar, Sulthon
Bek Muhammad. Kaidah Tata Bahasa Arab (Darul Ulum Press: Jakarta 1993).
2.
Abdul Qodir
Hamid, Terjemah Jauharul Maknun oleh Imam Akhdori,(Surabaya, Al-Hidayah).
3.
Sayid Ahmad
Hasyimi, jawahirul balaghoh, (surabaya, alhidayah).
[1] Hifni Bek
Dayyab, Muhammad Bek Dayyab, Syeikh Mustofa Tomum, Mahmud Afandi Umar, Sulthon
Bek Muhammad. Kaidah Tata Bahasa Arab (Darul Ulum Press: Jakarta 1993).
Hal 448.
[2] Sayid Ahmad
Hasyimi, jawahirul balaghoh, (surabaya, alhidayah), hal : 138
[3] Abdul Qodir
Hamid, Terjemah Jauharul Maknun oleh Imam Akhdori,(Surabaya,
Al-Hidayah), Hal: 96
[4]Abdul Qodir
Hamid, Terjemah Jauharul Maknun oleh Imam Akhdori,(Surabaya,
Al-Hidayah), Hal: 113-114
0 Response to "MAKALAH ILMU BALAGHOH, MENDAHULUKAN MUSNAD"
Post a Comment