MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN TES DARING

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan.

Evaluasi daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan. Ini merupakan tantangan bagi semua pihak, saat ini kita harus bekerja keras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maupun teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengertian Evaluasi Daring?

2.      Apa saja faktor yang menjadi hambatan Evaluasi Daring?

3.      Bagaimana solusi dari Evaluasi Daring?


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Evaluasi Daring

Istilah evaluasi daring dan luring muncul sebagai salah satu bentuk pola evaluasi di era teknologi informasi seperti sekarang ini. Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan internet. Evaluasi daring adalah sebuah evaluasi dengan menggunakan jaringan internet yang bertujuan untuk memunculkan interaksi dalam pembelajaran. Evaluasi daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem evaluasi melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Form, Google Classroom, Google Meet, Edmundo dan Zoom (Ahmad Iqbal Faza, 2020).

Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak sebagai akibat penyebaran Covid-19 membuat semua orang dipaksa untuk mengunakan teknologi. Melalui teknologi inilah satu- satunya jembatan yang dapat menghubungkan guru dan siswa dalam evaluasi tanpa harus tatap muka (Ahmad Yurianto dkk, 2020).  Belajar dari rumah secara daring masih sangat asing bagi keluarga di Indonesia. Belajar dari rumah adalah hal baru yang keluarga di Indonesia apalagi bagi orang tua peserta didik yang memiliki pekerjaan dan mengharuskan untuk berada diluar rumah. Peserta didik yang biasa melakukan evaluasi secara tatap muka juga akan mengalami masalah psikologis. Kegiatan belajar dari rumah ini belum pernah terjadi dan dilakukan sehingga keefektifan evaluasi secara daring ini belum terukur dan belum teruji.

Di desa-desa yang infrastuktur informasi dan teknologinya belum memadai untuk dilakukannya evaluasi secara daring menjadi kebingungan sehingga hambatan dan tantangan bermunculan di awal evaluasi. Namun, yang menjadi hambatan utamanya adalah ketidak tersediaan sarana prasarana dalam belajar online mulai dari tidak stabilnya jaringan, tidak banyak siswa yang memiliki smartphone serta pengetahuan yang minim dalam mengoperasikan tekonologi pendukung tersebut. Selain hambatan, ada juga beberapa peluang yang terjadi akibat evaluasi daring. Tantangan yang dihadapi oleh anak dalam melaksanakan evaluasi daring adalah bahwa evaluasi daring dapat menjadikan pendidik/tenaga pengajar dapat lebih mudah menemukan dan menentukan ritme evaluasi yang tepat bagi siswa (Muhammad Fitrah dkk, 2021). Efisiensi waktu dan biaya dalam evaluasi daring juga menjadi kelebihan tersendiri, dimana pendidik maupun peserta didik dapat melakukan evaluasi jarak jauh dimana saja dan kapan saja. Siswa tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar di kelas.

Evaluasi online (daring) memang unggul dalam feasibility waktu dan tempat, bisa dari mana saja dan kapan saja. Namun demikian bukan berarti tanpa kelemahan. Misalnya, cepat lelah, capek, kurang induktif, kurang kontekstual, tidak bisa utuh, interaksi semu dan terutama sulit untuk menjangkau implementasi PPK (Penguatan, Pendidikan Karakter) bagi pembelajar (Ahmad Iqbal Faza, 2020). Dengan sistem evaluasi jarak jauh, peserta didik tidak diharuskan atau diwajibkan untuk datang ke sekolah maupun kampus untuk melaksanakan evaluasi. Banyak sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Sarana evaluasi jarak jauh tersebut tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Tugas mencerdaskan dan membuat bangsa ini berkarakter itu bukan hanya Kementerian Pendidikan dan Kebuyaaan, apalagi di masa Covid-19. Tentu, masalah koneksi internet semestinya menjadi domain Kementerian Komunikasi dan Informasi, lalu masalah kesehatan jelas berada di koordinasi Kementerian Kesehatan. Sekiranya kementerian kementerian saling bahu- membahu mempersiapkan infrastrukturnya maka tidak ada yang mustahil membangun kualitas intelektualitas peserta didik yang tetap sehat di masa adaptasi kebiasaan baru era Covid-19. Praktik pendidikan di era digital memerlukan inovasi dan kreasi yang terus- menerus sehingga guru maupun anak didik tidak mudah mengalami kejenuhan dan kebosanan (Syahruddin Damanik dkk, 2020). Jangan dimaknai evaluasi daring sekadar memberikan sekian soal kepada murid untuk menjawabnya. Jika ini yang terjadi maka evaluasi yang membebaskan dan berkarakter akan berhenti di slogan tanpa pernah diketahui spirit di dalamnya.

Oleh karena itu belajar sesungguhnya tidak pernah berhenti sejak dari dalam kandungan hingga ke liang lahat. Namun, di samping beberapa kendala yang muncul terdapat beberapa hikmah yang dapat diperoleh dari pandemi Covid-19 tanpa kita sadari. Dengan sistem evaluasi yang dilaksanakan secara jarak jauh, di mana peserta didik banyak melakukan kegiatan di rumah sehingga dapat mempermudah para orang tua untuk memonitoring anak-anaknya. Selain itu, dari sisi kreativitas baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik dalam sistem evaluasi jarak jauh dituntut untuk berlaku kreatif. Sebagai contoh tidak sedikit tenaga pendidik membuat materi evaluasi yang disajikan dalam bentuk video-video evaluasi. Selain itu, tidak jarang pula pesera didik yang mendapatkan penugasan pembuatan video evaluasi yang menarik. Pada dasarnya pandemi Covid-19 memberikan dampak-dampak yang dapat melemahkan aktivitas manusia pada umumnya. Tidak dapat dipungkiri pada awalnya banyak masyarakat yang beranggapan bahwa masa pandemi Covid-19 adalah masa yang menyulitkan umat manusia (Susilawati dan Saripah, 2019). Tanpa kita sadari banyak sisi-sisi positif yang dapat kita petik dari pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia hingga hari ini. Dampak yang dirasakan memang sangat nyata dan dapat dirasakan oleh setiap orang. Namun, masyarakat tidak bisa menjadikan pandemi Covid-19 sebagai sebab untuk tidak melaksanakan kegiatan terutama dalam bidang pendidikan.

 

B.     Faktor yang Menghambat Evaluasi Daring

Tantangan dan kendala pendidikan dirasakan oleh masyarakat yang berada di wilayah terpencil dengan keterbatasan akses listrik dan internet. Evaluasi daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah- daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan (Susilawati dan Saripah, 2019).

Evaluasi secara online harusnya mendorong siswa menjadi kreatif, mengakses sebanyak mungkin ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya. Bukan membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk setiap hari. Banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas evaluasi daring ini, diantaranya :

1.      Jaringan internet yang lambat

Salah satu masalah utama yang banyak dihadapi oleh siswa maupun mahasiswa adalah jaringan internet yang lambat. Padahal, evaluasi daring membutuhkan jaringan internet yang cukup kuat mengingat media yang digunakan berupa Google Form, Google Classroom, Zoom, Google Meet, Skype dan aplikasi lainnya untuk menghadiri video conference. Aplikasi-aplikasi untuk menghadiri video conference tersebut membutuhkan jaringan internet yang kuat agar proses evaluasi tetap lancar dan tidak terkendala video yang tiba-tiba berhenti atau suara yang putus-putus. Permasalahan teknis seperti suara yang putus-putus dan video yang berhenti menyebabkan evaluasi tidak efektif dan murid tidak dapat menyerap informasi yang disampaikan guru secara utuh. Bahkan, Indonesia menempati negara dengan urutan terbawah dari negara OECD terkait terbatasnya ketersediaan akses jaringan internet. Inilah yang menjadi tantangan bagi Kementerian Pendidikan dalam memaksimalkan potensi yang ada.

2.      Harga kuota internet yang mahal

Selain jaringan internet yang sangat lambat terutama untuk mereka yang berada di daerah-daerah pedalaman atau di luar Pulau Jawa, tantangan dan halangan belajar online selanjutnya adalah harga kuota internet yang terlalu mahal bagi sebagian besar orang. Apalagi paket internet yang mahal tersebut seringkali dibatasi untuk besaran kuota tertentu saja yang tentunya tidak cukup untuk kebutuhan para siswa menjalankan video conference dengan gurunya. Seperti yang kita ketahui bahwa kuota yang dibutuhkan untuk video conference tentu saja sangat besar. Sementara rata-rata harga paket internet dari provider di Indonesia tergolong cukup mahal terutama untuk rata-rata pendapatan masyarakat. Ditambah lagi paket internet tersebut hanya bisa digunakan oleh satu orang untuk satu perangkat dan tidak untuk seluruh anggota keluarga.

3.      Lokasi rumah tidak terjangkau jaringan internet, termasuk kuota internet murid yang tidak memadai.

4.      Media evaluasi yang digunakan para guru dominan monoton dan membuat para murid merasa jenuh atau bosan.

5.      Evaluasi dominan belum interaktif.

6.      Karakter ataupun perilaku para murid sulit dipantau.

7.      Evaluasinya cenderung tugas online.

8.      Tugas diberikan para murid menumpuk.

9.      Penyerapan materi pelajaran sangat minimalis

10.  Penilaian yang dilakukan guru berupa Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS) termasuk Ujian Sekolah (US) kurang berintegritas.

 

C.    Solusi dari Faktor yang Mempengaruhi Evaluasi Daring

1.      Pemerintah harus sediakan wifi untuk masing-masing desa atau masing-masing sekolah agar para siswa dapat belajar online dengan baik.

2.      Dinas Pendidikan harus menyediakan kuota untuk masing- masing siswa agar dapat belajar online dengan baik, karena kebanyakan siswa selalu bermasalah dalam kuota internet.

3.      Lokasi di dekat lingkungan rumah yang sulit terjanggkau jaringan internet untuk sementara pindah lokasi yang terjangkau jaringan internet. Apabila minimalis kuota internetnya diatasi bergabung dengan temannya yang punya WIFI di rumah, maksimal 3 siswa dan mematuhi protokol kesehatan cegah Covid-19.

4.      Digunakan media evaluasi daring yang variatif sehingga siswa tidak jenuh.

5.      Diupayakan menggunakan media daring variatif yang biasa untuk interaktif.

6.      Apabila menggunakan media daring yang bisa live misalnya Zoom Meeting, Google Meet, Webinar dan lain-lain agar karakter atau perilaku para murid relatif terpantau.

7.      Materi yang akan disampaikan dalam evaluasi sebaiknya sehari sebelumnya sudah diberikan kepada siswa untuk dibaca terlebih dahulu. Ketika guru menjelaskan materi para murid dominan bisa lebih memahami, bila masih ada kesulitan bisa ditanyakan. Tugas yang diberikan ada batas waktu untuk mengumpulkan dan dinilai.

8.      Mengumpulkan tugas tidak terlambat. Bila tugas sudah diterima segera dikoreksi/dinilai dan hasilnya segera diinfokan kepada para murid.

9.      Dengan media daring yang variatif akan mampu menyerap materi pelajaran mendekati optimal.

10.  Memanfaatkan media daring yang variatif akan bisa dipantau terus menerus perilaku siswa selama mengikuti kegiatan penilaian. Caranya dengan menghidupkan kamera pada media daring yang digunakan sehingga kejujurannya dapat dipantau mendekati baik. Akan lebih baik apabila pada evaluasi dan penilaian dengan melibatkan orang tua/wali murid bisa membantu mengawasinya dengan baik di rumah masing-masing.


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Evaluasi daring membawa dampak serta perubahan yang sangat besar dari berbagai aspek salah satunya adalah mempengaruhi proses belajar mengajar di berbagai sekolah. Tantangan evaluasi daring bagi anak sekolah dasar adalah keterbatasan sinyal, minimnya pengetahuan tentang teknologi, harga kuota internet yang mahal serta minimnya sarana dan prasaran. Selain itu peluang evaluasi daring bagi peserta didik di berbagai sekolah adalah adanya keterlibatan orang tua sebagai guru, pengetahuan akan tekonologi yang semakin berkembang, materi yang bisa dikases kembali, serta materi yang bisa di akses kapanpun dan dimana pun.


 

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Faza Ahmad. (2020). Asesmen Alternatif Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) di Indonesia. Jurnal Pedagogik, 7(1), 195-122. https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/view/1136. Diakses tanggal 09 Juni 2022, pukul 21.11 WIB.

Fitrah, Muhammad dan Ruslan. (2021). Eksplorasi Sistem Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Pada Masa Pandemi Covid-19 di Bima. Jurnal Basicedu, 5(1), 178-187. https://etdci.org/journal/jrip/article/view/81. Diakses tanggal 09 Juni 2022, pukul 20.37 WIB.

Susilawati dan Saripah. (2019). Analisis Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Berbasis Tematik di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Rejang Lebong, Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1):1-22. https://etdci.org/journal/jrip/article/view/81. Diakses tanggal 09 Juni 2022, pukul 19.35 WIB.

Syahruddin Damanik, Muhammad Zuhdi, Herlina Hazizah. (2020). Model Evaluasi Pembelajaran AUD Berbasis Daring di RA Nurun Namirah Medan Marelan. Jurnal Pendidikan dan Keislaman, 3(1), 155-172. http://jurnal.stit-al-ittihadiyahlabura.ac.id/index.php/alfatih/article/view/84. Diunduh tanggal 09 Juni 2022, pukul 18.50 WIB.

Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, K. P.(2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) 2020. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian dan Pengendalian Penyakit. https://www.kemkes.go.id. Diakses tanggal 09 Juni 2022, pukul 22.54 WIB.

 

0 Response to "MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN TES DARING"

Post a Comment