MAKALAH REORIENTASI GURU



A.  
   PENDAHULUAN
Guru merupakan sosok panutan bagi siswa dalam dunia pendidikan. Tidak hanya pada dunia pendidikan, guru akan punya pengaruh besar bagi peserta didik yang diajar. Seorang guru akan menjadi figur yang dicontoh oleh seorang peserta didik, atas dasar itulah seorang guru haruslah baik tidak hanya pada pengetahuan saja, akan tetapi perilaku-perilaku guru juga harus mencerminkan sebagai seorang guru.

Peran seorang guru sangatlah signifikan dalam dunia pendidikan. Dari gurulah siswa akan menimba ilmu, dari gurulah siswa akan memperoleh sesuatu dalam dunia pendidikan. Maka dari itu, sudahlah sesuatu yang wajib bagi seorang guru memiliki tujuan yang jelas terhadap peserta didik, bagaimana mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran.
Dewasa ini, peranan guru dalam pendidikan mulai banyak memperoleh banyak sorotan oleh pemerintah. Berangkat dari kesadaran dari berbagai pihak akan pentingnya pendidikan tersebut, pemerintah mulai serius dalam memajukan pendidikan di negeri ini. Usaha-usaha mulai kentara ketika kita lihat dalam dunia pendidikan dewasa ini, seperti sertifikasi guru, pelatihan-pelatihan guru, kewajiban guru memperoleh legimitasi mengajar, dan banyak lagi. Itu semua merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk mewujudkan profesionalitas guru, supaya tercipta profesionalisme yang baik.
Dari banyak hal itu, kenyataannya masih sangat banyak hal yang kurang dalam diri seorang guru di negeri ini. Banyak guru yang dikatakan jauh dari seorang profesional. Guru merupakan sebuah profesi, jadi wajib hukumnya bagi seorang guru menjadi seorang yang profesional. Akan tetapi pada kenyataannya para guru banyak yang kurang respon terhadap kewajiban yang harus dilakukannya, sebagai contoh guru masuk ke kelas dan menyampaikan materi sekenanya dan ala kadarnya. Dengan seperti itu timbullah ketidak jelasan dalam pengajaran seorang guru.
Bukan hanya pihak pemerintah, masyarakatpun mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan. Menanggapi hal yang ada, masyarakatpun melai mengamati tentang eksistensi sebuah lembaga pendidikan, tentunya yang paling menjadi sorotan adalah peranan seorang guru, apakah guru-guru yang ada sudah memenuhi kriteria profesional. Maka dari itu pentinglah kiranya mutu, profesionalisme seorang guru untuk terus ditingkatkan, mengingat zaman juga akan semakin berkembang.
Pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak sudah mulai sadar betapa pentingnya kualitas pendidikan. Selanjutnya kita, sebagai para calon guru kita seyogyanya bercita-cita untuk mencapi kategori profesional yang ideal. Dari itu, kita perlu berorientasi terhadap pendidikan yang sudah ada dan menemukan formula baru untuk terus berkembang menjadi para profesional dalam bidangnya.
Melalui makalah ini, kami ingin kita bersama-sama mereorientasi pada profesi guru yang akan kita jalani. Dengan tujuan kita dapat memperoleh hal yang tepat untuk patokan kita, tujuan kita dalam melaksanakan pembelajaran kita nantinya. Dan juga meneliti tentang profesionalisme yang ada pada guru sekarang ini untuk kita reorientasi pada diri kita.
Rumusan masalah:
1.      Membangun budaya profesionalisme
2.      Orientasi pengembangan profesionalitas guru bahasa arab

B.     MEMBANGUN BUDAYA PROFESIONALISME

Dalam rangka mendesign, merancang atau merencanakan kembali program dan kegiatan pendidikan, setiap lembagi sekolah harus berorientasi pada budaya profesionalisme. Seperti yang dimaksudkan secara sederhana, dapat dipahami sebagai konsep yang mengacu kepada sikap seseorang atau kelompok memiliki sistem budaya yang mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi yang dilayani sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Profesionalisme guru adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahli dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajarang yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.[1] Peran guru tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan peserta didik. Karena itu, di pundak guru terdapat tanggung jawab yang melekat secara terus menerus sampai akhir hayat. Jabatan guru memiliki banyak tugas yang baik di dalam maupun di luar sekolah. Bahkan tugas tersebut tidak hanya sebagai profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang berkaitan dengan profesionaalitasnya. Konsekuensi logis dari tugas tersebut adalah guru harus mempunyai banyak peran diantaranya: sebagai korektor, inspirator, informator, fasilitator, pembimbing, mediator, supervisor, dan sebagainya.
Menyadari akan pentingnya budaya profesionalisme, maka saatnya bagi lembaga pendidikan agar lebih mengedepankan profesionalisme. Sesuai dengan harapan badan standar nasional pendidikan (BSNP) bahwa pengelolaan pendidikan kedepan harus didukung dengan budaya profesionalitas dan mutu yang memadai. Sekolah-sekolah harus senantiasa diharapkan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi peminat peserta didik, orang tua, masyarakat maupun negeri ini. Tegasnya bahwa membangun budaya profesiolisme dilingkungan sekolah sesungguhnya bukan kata yang berlebihan. Sebab, jika melihat persaingan di era globalisasi seperti sekarang ini, hampir setiap napas kehidupan selalu menuntut adanya suatu sikap yang profesional.
Karena itu, untuk membangun budaya profesionalisme sekolah, tentu saja membutuhkan menajemen organisasi sekolah yang kokoh. Sekolah-sekolah yang tidak memiliki manajemen yang berwibawa akan cepat goyang dan rapuh diterpa oleh arus perubahan zaman.
Menurut M.Sarbinan, bahwa sudah saatnya bagi lembaga pendidikan yang masih menggunakan paradigma lama dan tradisional diganti dengan paradigma baru yang lebih sesui dengan tuntutan dunia global. Maksud dari perubahan paradigma sekolah itu adalah membangnun manajemen sekolah yang berbasis mutu. Untuk memenuhi standar kelas global, lembaga pendidikan harus mencari alternatif kedepan yang inovatif dengan program-program unggulan. Hanya dengan cara itulah lembaga akan memperoleh pelanggan dan didukung masyarakat. Saat ini, masyarakat sudah pandai memetakan antara sekolah yang maju dengan sekolah yang “jenuh”. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa walaupun sekolah yang dikemas dengan program-program unggulan, sekolah unggulan, sekolah model itu terkesan mahal, tetapi banyak orang berebutan untuk menyekolahkan anak-anaknya di situ. Dengan sedikit agak mahal, tetapi mutunya terjamin maka orang akan berlomba-lomba untuk memilihnya. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajemen para penyelenggara pendidikan yang masih dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang terbatas dan pengaruh budaya pedesaan yang cenderung mengacu pada pola management “alon-alon asal kelakon”.
Selain tersebut diatas, untuk mencapai standar dan norma-norma serta nilai-nilai kualitas sekolah diperlukan upaya pemberdayaan. Salah satu pemberdayaan yang perlu dilakukan adalah guru. Dalam organisasi sekolah, guru merupakan aktor atau agent penting yang berpengaruh kepada kualitas sekolah. Karena itu, kepala sekolah menduduki peran yang penting dalam usahanya memberdayakan guru. Setiap guru harus membangun visi profesionalisme dalam meningkatkan pelayanan pelangganya. 
Pengembangan profesionalisme yang seharusnya dibangun pada suatu (kesejahteraan) , lemahnya kontrol (control , supervision) akademik jiwa berkorban atau semangat berjuang. Kelemahan inilah barangkali sering dihadapi oleh sekolah-sekolah. Dengan berbagai kelemahan tersebut, implikasinya menalar pada kegiatan proses belajar menjadi kurang efektif, mutu pendidikan menjadi rendah serta pengaruh yang sangat mencengangkan adalah menurunnya kuantitas minat peserta. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa untuk membangkitkan kualitas lembaga pendidikan menuju tatanan kehidupan modern, harus memiliki budaya profesionalitas yang kuat.[2]

C.     ORIENTASI PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU BAHASA ARAB

Telah kita bicarakan betapa pentingnya membangun budaya profesionalisme dalam lembaga pendidikan, kiranya penting untuk menyampaikan gagasan-gagasan tentang perlunya orientasi pengembangan profesionalitas guru. Orientasi yaitu peninjauan untuk menentukan perilaku yang tepat bagaimana nantinya bertindak. Dalam bertindak tentunya seorang guru perlu mendapat orientasi agar nantinya dapat menentukan bagaimana seharusnya yang baik untuk dilaksanakan. Dengan orientasi tersebut diharapkan seorang guru nke depannya dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk pengembangan profesionalitas guru di suatu lembaga pendidikan.[3]
Dalam dunia pendidikan formal, kajian pembinaan dan pengembangan tentang kemampuan profesional guru agaknya sedah menjadi hal yang klise, selalu dijadikan bahan diskusi. Sebenarnya itu tidaklah klise, karena seiring berjalannya waktu, pendidikan juga akan berjalan maju dan terus berkembang. Lebih lagi jika kita lihat bahwa kita hidup di era globalisasi yang semakin masif dan ekstensif, jika tidak didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas, baik dalam bidang politik maupun pendidikan, kemajuan suatu negara dalam berbagai hal akan tertinggal makin jauh dengan negara lain.[4]
Menurut Willian Castetter, pengembangan dapat dipahami sebagai upaya individu untuk menumbuhkan dirinya sendiri supaya mengembangkan tugas kewajibannya.[5] Jadi dapat diartikan, seseorang mengembangkan dirinya dengan cara berusaha agar dia tumbuh menjadi seseorang yang bisa berkembang dalam melksanakan tugas kewajibannya. Terutama sebagai seorang pendidik yang belum memenuhi standar profesional, pengembangan akan sangat dibutuhkan untuk mencapai profesionalisme, dan yang sudah profesional juga dituntut agar terus mengembangkan profesionalitasnya menanggapi akselerasi perkembangan ilmu dan teknologi.
Adapun pengembaangan profesionalisme guru berarti proses improvisasi diri yang tiada henti. Sebab sekolah telah mendapat tekanan dari akselerasi perkembangan ilmu dan teknologi dalam berbagai hal seperti fasilitas, struktur organisasi serta sumber daya manusia semakin tidak terprediksi. Karena guru merupakan personel yang bertanggung jawab dalam memberikan sumbangsih dalam pembelajaran, pertumbuhan dan berkembangan ilmu, serta mengembangkan kemampuan belajar siswa, maka pengembangan profesionalisme guru sangatlah penting.
Masa kini, merupakan masa dimana orang-orang berlomba untuk menjadi yang terbaik. Untuk menjadi yang terbaik, orang akan terus berusaha lebih baik dan lebih baik lagi, jika tidak berusaha lebih baik lagi, maka tidak akan menjadi yang terbaik. Persaingan tersebut ada dalam berbagai hal, tak terkecuali dalam pendidikan. Maka sebagai guru harus terus berusaha menjadi baik dan lebih baik lagi. Mengingat beratnya tugas seorang guru, maka pengembangan profesionalisme merupakan alternatif untuk meringankan guru, sehingga seorang guru dalam melakukan pengembangan haruslah berkomitmen dan serius dalam melakukan tugasnya, supaya muncul motivasi dan orientasi positif. Jika hanya menganggap pengembangan tersebut sebagai formalitas belaka, maka akan muncul kejenuhan.[6]
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,ugas dan peran guru dari hari ke hari semakin berat. Peran guru sebagai komponen utama dalam pendidikan menuntut agar guru dapat mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu dan teknologi yang ada dalam masyarakat. Melalui gurulah, sebuah sekolah akan mencapai kualitas yang tinggi dalam menelurkan para peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri. Sekolah yang bisa melakukan hal itu merupakan sekolah yang unggul. Salah satu ciri sekolah unggul adalah memiliki guru-guru yang kompeten dan berjiwa kader yang senantiasa bergairah dalam melaksanakan tugas profesionalnya secara inovatif.[7]
Dengan adanya perkembangan-perkembangan zaman yang telah disebutkan, maka mau tidak mau harus diadakan reorientasi pengembangan profesionalisme guru. Adapun pengembangan profesionalisme guru dapat diarahkan sebagai berikut[8]:

1.      Pembenahan Kompetensi Guru
Kompetensi guru termasuk salah satu ukuran bagi seorang guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar layak menduduki posisi salah satu jabatan fungsional guru sesuai bidangnya. Kompetensi-kompetensi guru seperti yang sudah dijelaskan meliputi kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi kepribadian. Hal-hal itulah yang perlu diperhatikan kepika melaksanakan pengembangan profesionalisme guru
Model masyarakat pada saat ini sangatlah mengandalkan guru untuk melaksanakan tugasnya dalam menangani anak. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi yang mumpuni dalam membimbing siswa untuk menghadapi kehidupan dalam dunia nyata.
Melihat lagi dari perkembangan-perkembangan yang ada di dunia ini, guru harus bisa mensinergikannya dengan pembelajaran. Terutama yang paling banyak terjadi adalah dari hal teknologi yang perkembangannya sangat hebat kita rasakan. Dengan tujuan pembelajaran yang diadakan dapat terjadi secara maksimal.
Kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai guru dalam profesionalisme akan lebih dituntut aktualisasinya. Kemampuan-kemampuan itu menurut Mujtahid, M.Ag meliputi[9]:
1)      Merencanakan pembelajaran dan merumuskan tujuan,
2)      Mengelola kegiatan individu,
3)      Menggunakan multi metode dan memanfaatkan media,
4)      Berkomunikasi interaktif dengan baik,
5)      Memotivasi dan memberikan respon,
6)      Melibatkan siswa dalam aktivitas,
7)      Mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa,
8)      Melaksanakan dan mengelola pembelajaran,
9)      Menguasai materi pelajaran,
10)  Memperbaiki dan mengevaluasi pembelajaran,
11)  Memberikan bimbingan dan berinteraksi dengan baik,
12)  Mampu melaksanakan penelitian.

Seorang guru ketika berusaha meningkatkan profesionalitasnya harus mau membuat penilaian atas dirinya sendiri. Disamping itu juga harus memperhatikan kritik dan saran dari pihak sekitar. Jadi dalam peningkatan profesionalitasnya, guru harus memperbaikinya sendiri, dan pihak-pihak sekitar menjadi penyokongnya.



2.      Memperluas Jaringan Profesi Guru

Maksud dari jaringan profesi guru adalah pembentukan kelompok profesi para guru dengan tujuan agar kerjasama terjalin baik dalam rangka saling menukar informasi. Dengan adanya jaringan ini, maka guru akan mampu melakukan hal-hal berikut[10]:
1)      Memahami tuntutan profesi yang ada
2)      Mencapai kualifikasi san kompetensi yang dipersyaratkan
3)      Membangun hubungan kesejawataan yang baik dan luas
4)      Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
bermutu tinggi
5)      Mengadopsi inovasi-inovasi dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.
Kelima hal diatas bisa terwujud ketika jaringan profesi guru terjadi dengan baik, dan nantinya akan bisa memajukan pendidikan serta meningkatkan profesionalisme guru.






  1. KESIMPULAN

Guru merupakan sosok penting dalam pendidikan. Dari guru murid belajar, mencontoh, dan mendapat banyak ilmu. Karena penting, dalam keguruan sanyatlah dituntut yang namanya profesional. Dan juga melihat bahwa profesional harus ada ketika menjalani sebuah profesi.
Dalam rangka mensuskseskan guru, maka perlu diadakan pengembangan profesi guru. Dari situlah dibutuhkan reorientasi pengembangan profesi guru, yang meliputi:
1.      Membangun budaya profesionalisme, ini diadakan guna mewujudkan guru yang relevan dengan zaman melalui budaya ini.
2.      Orientasi pengembangan profesionalitas guru, yang mana pengembangan ini diarahkan kepada pembenahan kompetensi guru dan perluasan jaringan profesi guru.








DAFTAR PUSTAKA:
  1. Kunandar,Guru Profesional, (RAJAGRAFINDO PERSADA,2011)
  2. Mujtahid, M.Ag., Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011)
  3. Prof. Dr. Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme tenaga Kependidikan, (Bandung,: Pustaka Setia, 2002)




[1] Kunandar,Guru Profesional, (RAJAGRAFINDO PERSADA,2011)hlm.45
[2] Mujtahid, M.Ag., Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 91-94
[3] Mujtahid, M.Ag., Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 94
[4] Prof. Dr. Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme tenaga Kependidikan, (Bandung,: Pustaka Setia, 2002), hlm. 20
[5] Mujtahid, M.Ag., Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 94
[6] Mujtahid, M.Ag., Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 95
[7] Kunandar, S.Pd., M.Si., Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 37
[8] Mujtahid, M.Ag., Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 96
[9] Mujtahid, M.Ag., Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 98
[10] Mujtahid, M.Ag., Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), hlm. 100

0 Response to "MAKALAH REORIENTASI GURU"

Post a Comment